Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah. Alhamdulillah. Kemanapun aku terjatuh aku terjatuh pada rahmatMu yaa Allah, Kemanapun aku meraih aku meraih pada rahmatMu yaa Allah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gus Baha: Mencintai Nabi dengan Mencintai Ulama

5 Desember 2022   07:41 Diperbarui: 15 Desember 2022   14:32 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bismillahirrahmanirrahim

Sebagai umat Islam kita tentu mencintai Nabi. Tapi bagaimanakah cara mencintai Nabi. Bisakah kita mencintai Nabi begitu saja tanpa bimbingan ulama. KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Kyai yang akrab disapa Gus Baha, mengatakan bahwa mencintai Nabi perlu bimbingan ulama. Maka perlunya umat Islam mengaji kepada ulama.

"Makanya menurut saya ngaji dengan ulama itu wajib fardhu ain karena mereka yang tahu cara mencintai Nabi. Maka jangan langsung mencintai Nabi, ada tata caranya maksudnya. Kita semua tentu mencintai Nabi tapi tata caranya menunggu yang ditentukan ulama," jelas Gus Baha.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa perlunya melupakan hal hal buruk dalah hidup kita. Hal buruk dalam hal ini pengaruh negatif yang dapat mencelakakan kehidupan kita seperti pornografi.

"Diantara syaratnya jadi wali itu adalah pelupa. Syekh Izzuddin bin Abdissalam mengatakan Manusia bisa jadi orang baik itu dimulai dari lupa dulu. Yaitu lupa dari sesuatu yang buruk. Misalkan lupa pada pornografi, " urai Gus Baha.

Menghindari keburukan juga dilakukan dengan menghindari berteman dengan teman teman yang buruk. Terkecuali seperti perkataan Gus Baha pada ceramah lain bahwa berteman dengan orang buruk karena ingin mendakwahi dan mengajak pada kebaikan. Seperti Nabi Isa AS yang berteman dengan orang buruk untuk berdakwah. Karena Nabi Isa AS bertindak seperti seorang dokter yang mengobati orang yang sakit.

"Merupakan salah satu teman buruk yang mengatakan kamu belum laki laki kalau belum merasakan berbagai perempuan. Belum laki laki kalau belum mencoba narkoba. Nanti di kuliner juga begitu meskipun tidak sampai maksiat. Kamu belum menjadi orang kalau belum merasakan kuliner ini. Karena orang akan termotivasi dengan hal yang sama. Dan teman akan memprovokasi pada minat yang sama, "jelas Gus Baha.

Gus Baha melanjutkan, beda halnya jika berteman dengan orang baik atau orang sholeh. Dimana orang sholeh yang merupakan waliyullah akan mengajak pada kebaikan.  

"Bandingkan jika kamu daftar wali.
Wali itu menyampaikan orang itu belum bisa disebut ibadah, jika belum wiridan tidak ingat apapun kecuali Allah. Akhirnya kamu mencoba dan mencoba bagaimana caranya jadi wali. Lupa TV lupa uang termasuk sampai lupa pada tanggung jawabnya, hahaha. namanya juga latihan jangan disalahkan. Kamu bergaya resi lalu menangis meskipun ketika ditanya kenapa begitu dijawab karena memikirkan hutang hutangnya," lanjut Gus Baha

Menempuh jalan kesholehan dimulai dengan lupa pada hal buruk. Seperti melupakan maksiat zina mata dengan melihat foto aurat perempuan. Karena dari penglihatan itu bisa membawa pada dosa zina.

"Kita lebih senang melihat seorang hamba menuju jalan ini. Yang penting ada unsur lupa. Karena kalau kita ingat maksiat itu tersandera. Coba (bagi laki laki) kalau kamu lihat gambar perempuan cantik dan montok kalau tidak ngenes. Kenapa aku tidak punya istri secantik itu. Ketika kamu melawannya untuk tidak berzina karena foto itu maka butuh perjuangan. Tapi kalau kamu lupa sama sekali tentang itu kan nyaman hidup ini. Maka syarat kenyamanan adalah lupa dengan hal hal yang menggiurkan," urai Gus Baha.

Menjadi orang baik yang bercita cita menjadi wali bisa dilakukan dengan berbagai latihan. Diantaranya dengan mengingat kematian yang memotivasi peningkatan ibadah.

"Maka banyak wali yang pertama metode jadi wali itu rumahnya dipasangi kuburan. Mahsyur itu ada wali membuat lubang kuburan diberi kain kafan. Melihat hal tersebut setelah sholat lalu sholat lagi. Soal kamu jadi wali itu saya terima soal sah atau tidak itu nanti dipertimbangkan. Tapi itu adalah awal kebaikan," ungkap Gus Baha.

Berteman dengan sholeh akan membawa pada kebaikan. Karena mereka akan mengajarkan dan mengajak pada kebaikan. Seperti dengan latihan mengingat Allah saja dan tidak mengingat hal lainnya.

"Kalau kamu berkumpul bersama wali mereka akan mengajakmu dengan mengatakan kamu belum menjadi mukmin sesungguhnya jika kamu belum mengingat Allah sampai lupa segalanya. Latihan, dengan mematikan lampu dan berpikir hanya ada Allah. Meskipun anaknya nonton tv dibiarkan. Ada yang wa dibiarkan, ada yang telepon juga tidak diangkat. Tapi itu awal dari kebaikan."

Berteman dengan orang sholeh akan memotivasi kita melakukan kesholehan yang sama dengannya.

"Nah disini pentingnya berteman dengan orang sholeh. Saya merasakan sendiri. Saya menjadi alim seperti ini barokah berteman. Maka saya berteman dengan putra putranya Mbah Maimoen Zubair yang berprinsip orang belum dianggap alim kalau belum lancar membaca kitab Fathul Mui'n. Mungkin jika kalian berteman dengan keluarga Mbah Arwani Kudus ( Ulama Pelopor pendidikan ilmu Alquran) mereka berprinsip kamu belum dianggap qori kalau belum bisa qiroat sab'ah."

Mencintai Nabi dilakukan dengan bertahap dan berjenjang yaitu mencintai lebih dahulu orang sholeh, syuhada dan shiddiqin baru Rassulullah. Sebab mencintai Rasulullah butuh penjelasan tata cara hidup beliau dari ulama.

"Maka dari itu pentingnya mencintai orang sholeh karena syarat jadi orang sholeh adalah mencintai orang sholeh.  Mencintai orang sholeh terutama ketua atau imamnya termasuk Rasulullah. Tapi mencintai Rasulullah tidak bisa secara langsung mencintai Rasulullah karena butuh penjelasan tentang tata cara hidup Rasulullah, butuh riwayat. Karena jika mencintai Nabi langsung khawatir kamu mendapat riwayat yang tidak benar. dan perantara dengan mencintai ulama. Mencintai seharusnya dilakukan bertahap dengan mencintai orang sholeh (termasuk ulama), syuhada(para pejuang), siddiqin (orang orang jujur)."

DIcatat dari ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) pada video dalam kanal Youtube Santri Gayeng yang berjudul "Mencintai Nabi dengan Cara Mencintai Ulama"

Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan. Semoga Allah meridhoi dan melindungi Guru Guru kita dan kita semua, aamiin

Wallahu A'lam bisshowwab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun