Mohon tunggu...
Zahra Ayu Agustin
Zahra Ayu Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Brawijaya

Saya merupakan mahasiswa di Universitas Brawijaya dengan jenjang S1 Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Iman dan Ilmu dalam Islam

29 November 2021   09:40 Diperbarui: 29 November 2021   10:30 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali Imran: 190)

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka," (QS. Ali Imran: 191)

Alam adalah media kreativitas Allah, maka barang siapa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mencari ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi ini, ia akan semakin takjub kepada Allah dan menambah rasa keimanannya kepada Allah. Tidak seperti di negara Barat yang menyingkirkan Tuhan dari bagian penelitian mereka. Karena sesunnguhnya bumi dan alam semesta ini adalah ciptaan Allah, bagaimana mungkin kita bisa menyaingi kekuasaan Allah dengan kemampuan dan akal pemikiran kita yang terbatas.

Definisi dan Tujuan Integrasi

Integrasi merupakan usaha untuk menyatukan atau memadukan antara ilmu pengetahuan dan sains dengan kepercayaan agama kita untuk membentuk hubungan baru antara ilmu sains dengan agama Islam yang selama ini dianggap tidak ada. Metode ilmu pengetahuan agama atau spiritual biasanya bersifat subjektif, karena hanya mengandalkan pengalaman pribadi Nabi atau berdasarkan dari kitab suci dan belum tentu bisa dibuktikan keabsahannya, sedangkan metode ilmu pengetahuan atau sains lebih bersifat objektif karena dapat dibuktikan keabsahannya dan dapat terverifikasi.

Islam adalah agama yang mengerahkan umatnya supaya merumuskan ajaran Islam, dan asal-usul yang utama adalah rahmatan lil'alamin. Menurut umat Islam, Islam adalah keseluruhan sistem agama, budaya, dan kultur, yang merupakan keseluruhan sistem yang melibatkan seluruh sudut pandang kehidupan manusia. Moralitas dan nilai merasuki setiap kegiatan manusia, termasuk ilmu sains dan pengetahuan. Sementara itu, menurut Hossein Nasr, yang terjadi pada intelektual spiritual Barat adalah karena Barat melakukan sekularisasi pengetahuan dan kehilangan kontak dengan metafisika. Oleh karena itu, tampaknya keduanya telah memposisikan cara pandang yang berbeda. Salah satu makna di atas telah menimbulkan banyak tindakan, dan sains modern merupakan tantangan tersendiri bagi kalangan Pendidikan Islam.

Prinsip Integrasi Ilmu Dalam Islam

Penelitian tidak bertujuan untuk kebutuhan yang sebenarnya, tetapi untuk mengerti keberadaan alam dan manusia. Dengan demikian, akan bisa membimbing manusia untuk meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT yang mana Ia adalah sumber ilmu pengetahuan dan menciptakan ilmu itu sendiri, serta melepaskan ikatan ilmu dari pengaruh sekularisme. Non-sekularisasi ini akan melahirkan perlunya pembedaan kebenaran-kebenaran agama. Di antara ketiganya justru terdapat hubungan yang saling melengkapi, dan perlu disusun cara-cara praktis dalam integrasi agama dan sains di masa selanjutnya. Di lingkup skala global, perkara utama yang dimiliki oleh agama memang masalah sekularisasi. Sekularisasi mengeksplorasi kehidupan sosial dalam dua cara. Menurut dr. Dr Zubaedi M.Ag membagi dua masalah ini menjadi dua dalam bukunya "Konflik Islam" dan "Antara Peradaban" yaitu sekularisasi subjektif dan sekularisasi objektif. Sekularisasi objektif bersifat nyata dan revolusioner, umumnya ditunjukkan dengan pemisahan urusan/bidang spiritual jasmani dan urusan/bidang spiritual rohani. Praktik ini dapat dengan mudah kita temukan dalam sejarah kehidupan masyarakat modern, terutama pengalaman negatif hubungan antara agama dan sains di negara-negara Barat. Sekularisasi subjektif bersifat lembut, umumnya ditunjukkan dengan perasaan atau keyakinan batin, dan tidak ada hubungannya dengan pengalaman praktis sehari-hari. Ia cenderung menyingkirkan yuridiksi atau kewajiban terhadap ajaran agama. Sangat halus sehingga orang yang mempraktikkannya terkadang tidak menyadarinya.

Langkah-Langkah Mewujudkan Integrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun