Mohon tunggu...
Moh Zahirul Alim
Moh Zahirul Alim Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati sosial, politik, pendidikan sekaligus pemilik blog www.paradigmabintang.com

Pemerhati sosial, politik, pendidikan sekaligus pemilik blog www.paradigmabintang.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedah Teladan Pancasila Ir. Soekarno

1 September 2021   18:47 Diperbarui: 1 September 2021   18:51 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: elsamara.id

Bung Karno adalah tokoh yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Hal ini sesuai dengan idealisme kesejahteraan sosial yang kemudian menjadi keadilan sosial sebagaimana beliau sampaikan dalam sidang perumusan dasar-dasar negara yang diselenggarakan oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam banyak kesempatan beliau selalu menekankan pentingnya dunia berpihak kepada keadilan sosial tanpa pandang bulu. 

Dalam forum PBB misalnya, beliau tidak henti-hentinya mengkritisi kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa barat dan menyerukan keadilan sosial dengan menghapus praktik kolonialisme gaya baru. 

Bahkan demi mewujudkan sila keadilan sosial, beliau berani menolak bantuan-bantuan barat karena dinilai hanya akan membelenggu dan mengikat bangsa Indonesia dengan cara-cara eksploitatif. Di dalam negeri, beliau selalu berlaku adil kepada bangsanya sendiri. 

Retorika keadilan sosial beliau wujudkan dengan cara berpihak pada nilai-nilai keadilan itu sendiri. Dalam menghadapi sengkarut peristiwa G30S 1965 misalnya, beliau mendirikan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) untuk mengadili pihak-pihak yang bersalah dalam peristiwa nahas tersebut. Hasilnya, pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam gerakan tersebut diproses hukum dan menjalani vonis mahkamah.

Untuk mewujudkan pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan berkualitas, pada tahun 1960-an Bung Karno mengirimkan ribuan putra-putri terbaik bangsa belajar di luar negeri seperti di negara-negara Eropa timur dengan tujuan kelak setelah purna studi mereka kembali ke Indonesia dan membangun Indonesia dengan keahlian yang mereka miliki. 

Sayangnya takdir berkata lain, peristiwa G30S 1965 membuyarkan visi keadilan sosial Presiden Soekarno yang harus tersisih dari kekuasan. Imbasnya, putra-putri terbaik harapan masa depan bangsa tersebut malah dicabut kewarganegaraannya oleh pemerintah pengganti Bung Karno dan hidup di luar negeri sebagai eksil tanpa kewarganegaraan. 

Walau demikian, apa yang telah dilakukan Bung Karno mengirim anak-anak bangsa belajar ke luar negeri agar sepulang dari studi dapat membangun bangsa adalah salah satu potret nyata bagaimana beliau serius mewujudkan amanat keadilan sosial membangun keadilan sosial di bidang pendidikan yang diamanatkan Pancasila.

Demi mewujudkan keadilan politik beliau pernah melancarkan operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda yang tidak rela wilayah tersebut dikelola Indonesia padahal secara de facto Irian Barat adalah bagian dari wilayah Hindia Belanda jajahan Belanda yang otomatis juga mesti diserahkan kepada Indonesia bersamaan dengan penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949. 

Beliau juga melancarkan operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) sebagai protes atas ketidakadilan Malaysia yang melanggar kesepakatan bersama antara Malaysia, Filipina, Indonesia bahwa masa depan Sabah dan Sarawak akan diputuskan setelah ada pengumuman resmi dari PBB terkait hasil referendum di dua wilayah tersebut sementara Malaysia mendahului pengumuman PBB dengan bertindak sepihak.

Inilah praktik Pancasila Ir. Soekarno, tokoh besar yang jasa, kontribusi, serta pemikirannya sampai saat ini abadi dan akan selalu relevan untuk diteladani oleh anak-anak bangsa.

Bahwa memang benar untuk melangkah ke masa depan kita perlu melihat masa lalu dan juga meniru keteladaanan sosok lain yang layak untuk dijadikan contoh serta panutan sehingga kita tidak salah jalan, selalu dalam koridor, dan berdampak positif terhadap kemajuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun