Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Permasalahan Pendidikan di Indonesia: Akses, Efisiensi, Efektifitas, dan Relevansi

25 September 2023   08:59 Diperbarui: 25 September 2023   09:27 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pendidikan adalah faktor penting dalam pembangunan suatu negara, yang berdampak pada kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya. Indonesia, seperti banyak negara berkembang lainnya, menempatkan penekanan yang signifikan pada pendidikan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), anggaran pendidikan di Indonesia pada tahun 2024 akan meningkat menjadi Rp660,8 triliun atau 20% dari APBN. Anggaran tersebut tentunya menjadi modal yang cukup besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan akses, pendanaan, dan tingkat pendaftaran dalam sistem pendidikan, tetap saja kita dihadapkan dengan tantangan yang harus diatasi dalam mencapai standar pendidikan yang berkualitas tinggi. 

Sistem pendidikan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan zaman. Banyak negara telah mengembangkan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman seperti Arab Saudi (Quamar, 2021), Denmark (“Education in Times of Transition: Eastern Europe with Particular Reference to the Baltic States David Coulby,” 2013), negara-negara yang sangat maju di Barat, dan Australia(Sarc, 1966). Di India misalnya, pendidikan telah berkembang dari waktu ke waktu, dengan kebijakan yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan pemanfaatan sumber daya. Kebijakan pendidikan nasional telah mengalami perubahan, dengan komite dan komisi dibentuk untuk meningkatkan fasilitas pendidikan (Sibarani & Sinamo, 2020).

 Sistem pendidikan Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan daya saing pekerjanya dan memanfaatkan beragam kelompok etnis dan budaya untuk menciptakan pendidikan berorientasi global berdasarkan kearifan lokal. Namun, masih ada masalah yang harus diatasi, seperti meningkatkan kesetaraan pendidikan, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, dan memastikan efisiensi anggaran pendidikan.

Tahun 2023, Indonesia berdiri di persimpangan jalan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Menurut data terkini, tingkat partisipasi dalam pendidikan dasar di Indonesia telah meningkat, tetapi tantangan dalam aksesibilitas masih ada, terutama di daerah terpencil. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2022), tingkat melek huruf di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar 96,35%. Ini berarti 96 dari 100 penduduk dewasa di Indonesia telah memiliki kemampuan membaca dan menulis. Meskipun terdapat kemajuan, tantangan akses pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan tetap menjadi perhatian utama.


Dalam konteks efisiensi pendidikan, data menunjukkan bahwa anggaran pendidikan di Indonesia meningkat, tetapi penggunaannya belum selalu optimal. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), anggaran pendidikan di Indonesia pada tahun 2024 akan meningkat menjadi Rp660,8 triliun atau 20% dari APBN. Anggaran ini akan digunakan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045. Saat ini terdapat tantangan dalam alokasi sumber daya yang efisien dan efektif, serta pengawasan terhadap penggunaan dana pendidikan. Selain itu, standar pendidikan dan pengukuran prestasi siswa perlu ditingkatkan agar sesuai dengan tuntutan global.

Pentingnya relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat juga menjadi sorotan. Perkembangan teknologi dan perubahan dalam struktur ekonomi menuntut adaptasi cepat dari sistem pendidikan. Tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan adaptif menjadi semakin penting. Dalam hal ini, negara-negara maju telah mengambil langkah terdepan dalam menyelaraskan kurikulum dengan tuntutan pasar tenaga kerja global.

Dalam konteks ini, kita perlu membandingkan kondisi pendidikan Indonesia dengan negara-negara maju yang telah berhasil dalam pendidikan. Negara-negara seperti Finlandia, Singapura, dan Jerman telah diakui karena sistem pendidikan mereka yang kuat dan mencapai hasil yang cemerlang dalam evaluasi pendidikan internasional. Kita juga perlu mempertimbangkan capaian terkini dalam pendidikan Indonesia, mengidentifikasi tantangan-tantangan yang masih dihadapi, dan membandingkannya dengan praktik terbaik dari negara-negara maju. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana Indonesia dapat memperbaiki sistem pendidikannya untuk mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Permasalahan Akses Pendidikan di Indonesia

Permasalahan awal pendidikan di Indonesia adalah akses pendidikan. Pendidikan merupakan hak dasar yang harus diakses oleh setiap warga negara. Namun, di Indonesia, isu akses pendidikan masih menjadi perhatian utama(Fadhil & Sabic-El-Rayess, 2021). Untuk memahami persoalan ini kita perlu menganalisis permasalahan akses pendidikan di berbagai tingkat, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi aksesibilitas pendidikan dan dampaknya terhadap pembangunan sosial dan ekonomi.

Pada tingkat pendidikan dasar, masih terdapat banyak anak yang tidak dapat mengakses pendidikan dengan baik(Sulistyosari et al., 2023). Faktor-faktor seperti lokasi geografis, kemiskinan, dan kurangnya sarana dan prasarana menjadi hambatan utama dalam mencapai akses pendidikan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat perbedaan yang signifikan antara akses pendidikan di perkotaan dan di pedesaan, dengan anak-anak di pedesaan cenderung memiliki akses yang lebih terbatas.

Pada tingkat pendidikan menengah, terdapat masalah lain yang mempengaruhi aksesibilitas pendidikan. Salah satu masalah utama adalah tingginya biaya pendidikan yang membuat banyak anak tidak mampu melanjutkan pendidikan setelah menyelesaikan pendidikan dasar(David, 2012). Selain itu, kurangnya sekolah menengah yang tersedia di daerah terpencil juga menjadi hambatan dalam mencapai akses pendidikan yang merata.

Pada tingkat pendidikan tinggi, masalah akses pendidikan juga masih menjadi perhatian. Biaya pendidikan yang tinggi, terutama di perguruan tinggi swasta, membuat banyak anak tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi(Denins, 2022). Selain itu, terdapat juga kesenjangan akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan, dengan perempuan cenderung memiliki akses yang lebih terbatas.

Masalah akses pendidikan yang tidak merata ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara. Ketidakmerataan akses pendidikan dapat menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar, karena pendidikan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesempatan kerja. Selain itu, ketidakmerataan akses pendidikan juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, karena sumber daya manusia yang terdidik merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara.

Dalam mengatasi permasalahan akses pendidikan di Indonesia, diperlukan upaya yang komprehensif dari pemerintah dan stakeholder terkait. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan aksesibilitas pendidikan di daerah-daerah terpencil dengan membangun lebih banyak sekolah dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk mengurangi biaya pendidikan agar dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Pemerintah juga perlu melakukan program-program yang mendorong partisipasi masyarakat dalam pendidikan, seperti memberikan bantuan kepada keluarga yang tidak mampu untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.

Efisiensi dan Efektivitas Kebijakan Pendidikan

Permasalahan kedua adalah efisiensi dan efektifitas pendidikan. Efisiensi dan efektivitas adalah dua aspek penting dalam menilai keberhasilan sistem pendidikan suatu negara(Rahmah, 2023). Kita perlu mengevaluasi efisiensi penggunaan sumber daya dalam sistem pendidikan Indonesia, menganalisis efektivitas program-program pendidikan yang ada, dan membandingkannya dengan standar internasional untuk mengukur sejauh mana Indonesia telah mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang diinginkan.

Dalam analisis efisiensi penggunaan sumber daya dalam sistem pendidikan Indonesia, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Pertama, alokasi anggaran pendidikan perlu dievaluasi untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan telah digunakan dengan efisien(Riabchuk, 2022). Hal ini melibatkan penilaian terhadap penggunaan dana pendidikan secara transparan dan akuntabel serta pemantauan terhadap penggunaan dana tersebut di tingkat sekolah, kabupaten/kota, dan provinsi.

Selain itu, aspek manajemen sumber daya juga perlu diperhatikan. Evaluasi harus dilakukan terhadap penggunaan tenaga pengajar, fasilitas pendidikan, dan peralatan pembelajaran. Memastikan bahwa tenaga pengajar memiliki kualifikasi yang memadai, fasilitas pendidikan memadai, dan peralatan pembelajaran yang memadai akan mempengaruhi efisiensi penggunaan sumber daya dalam sistem pendidikan.

Selanjutnya, analisis efektivitas program-program pendidikan yang ada perlu dilakukan untuk menilai sejauh mana program tersebut mencapai tujuannya. Evaluasi harus melibatkan penilaian terhadap hasil belajar siswa, termasuk peningkatan kemampuan kognitif, keterampilan, dan sikap. Selain itu, evaluasi juga harus melibatkan penilaian terhadap pengaruh program pendidikan terhadap pembangunan sosial dan ekonomi.

Penting untuk membandingkan kinerja sistem pendidikan Indonesia dengan standar internasional. Hal ini akan memberikan gambaran tentang sejauh mana Indonesia telah mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang diinginkan. Perbandingan dengan negara-negara lain dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam sistem pendidikan Indonesia serta memberikan peluang untuk belajar dari praktik terbaik di negara lain.

Dengan melakukan analisis efisiensi dan efektivitas, kita dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin ada dalam sistem pendidikan Indonesia dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja sistem pendidikan tersebut.

Relevansi Pendidikan dengan Dunia Kerja dan Kebutuhan Masyarakat

Terakhir, relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat adalah faktor penting dalam menilai keberhasilan sistem pendidikan(Bowman, 1987). Kita perlu melakukan penilaian terhadap sejauh mana kurikulum pendidikan mencerminkan kebutuhan dunia kerja, menganalisis kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan dan yang diperlukan oleh industri, serta mengidentifikasi implikasi ketidakrelevan pendidikan terhadap pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks kebijakan pendidikan di Indonesia, relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat merupakan faktor penting yang perlu dievaluasi(Ali et al., 2020). Kurikulum pendidikan harus mencerminkan kebutuhan dunia kerja agar lulusan dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

Analisis tentang kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di sekolah dengan yang dibutuhkan oleh industri dapat memberikan pemahaman tentang sejauh mana pendidikan di Indonesia relevan dengan dunia kerja. Jika terdapat kesenjangan yang signifikan, hal ini dapat berdampak pada pengangguran, di mana lulusan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.

Selain itu, kurangnya relevansi pendidikan juga dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi negara. Jika lulusan tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, maka produktivitas tenaga kerja akan rendah, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak optimal.

Dalam penilaian kebijakan pendidikan, penting untuk mengidentifikasi implikasi ketidakrelevan pendidikan terhadap pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan relevansi pendidikan di Indonesia, seperti penyempurnaan kurikulum, pengembangan program pelatihan, dan kerja sama antara dunia pendidikan dan industri.

Selanjutnya, dalam menganalisis permasalahan kunci dalam kebijakan pendidikan di Indonesia, aspek relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat harus menjadi pertimbangan yang penting. Upaya untuk meningkatkan relevansi pendidikan akan berkontribusi dalam menciptakan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

 

Tantangan dalam Meningkatkan Kebijakan Pendidikan

Setelah kita memahami berbagai permasalahan pendidikan mulai dari akses, efisiensi dan efektifitas serta relevansi pendidikan maka selanjutnya adalah memahami tantangan dan hambatan dalam peningkatan pendidikan di Indonesia. Tantangan dan hambatan dalam meningkatkan sistem pendidikan merupakan hal penting yang harus diatasi agar perbaikan pendidikan dapat tercapai. Kita perlu mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia, menganalisis kebijakan pendidikan yang telah diterapkan beserta dampaknya, serta memberikan tinjauan terhadap langkah-langkah perbaikan yang mungkin dilakukan.

Untuk mengatasi hambatan dan tantangan tersebut, diperlukan kebijakan pendidikan yang berfokus pada peningkatan aksesibilitas, efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah peningkatan investasi dalam infrastruktur pendidikan, baik fisik maupun non-fisik, di daerah-daerah terpencil. Selain itu, diperlukan juga peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik melalui pelatihan dan peningkatan kompetensi.

Pemerintah juga perlu melakukan pemantauan dan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan dana pendidikan agar tidak terjadi pemborosan dan penyalahgunaan dana. Evaluasi terhadap efektivitas program-program pendidikan juga perlu dilakukan secara berkala, serta penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.

Selain itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasar kerja dan mengintegrasikannya dalam kurikulum pendidikan. Dengan demikian, lulusan pendidikan akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dunia kerja, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Dalam mengatasi hambatan dan tantangan ini, penting juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan perbaikan pendidikan di Indonesia dapat tercapai dan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan sosial dan ekonomi negara.

 

Kesimpulan dan Saran

Kita perlu terus mengkaji secara komprehensif permasalahan utama yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia. Kita juga perlu menganalisis aspek-aspek penting seperti aksesibilitas pendidikan, efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan dengan dunia kerja serta kebutuhan masyarakat. Ada beberapa poin yang perlu menjadi perhatian kita:

 Pertama, permasalahan akses pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan serius. Meskipun terdapat kemajuan, ketidaksetaraan dalam tingkat akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedalaman serta antarprovinsi masih terasa. Faktor-faktor seperti jarak, infrastruktur, dan kondisi ekonomi keluarga turut memengaruhi aksesibilitas pendidikan

Kedua, evaluasi efisiensi penggunaan sumber daya dalam sistem pendidikan menunjukkan bahwa ada potensi untuk meningkatkan pengelolaan anggaran pendidikan. Penggunaan yang lebih efisien dapat memaksimalkan hasil dari investasi pendidikan. Selain itu, analisis efektivitas program-program pendidikan mengungkapkan perlunya pembaruan dalam pendekatan pembelajaran dan pelatihan guru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Ketiga, relevansi pendidikan dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat adalah faktor penting dalam mengukur kualitas pendidikan. Kurikulum pendidikan perlu disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja yang berubah dengan cepat, dan harus memberikan keterampilan yang relevan bagi lulusan.

Hasil analisis ini menggarisbawahi pentingnya perubahan dalam kebijakan pendidikan di Indonesia. Perbaikan dalam akses, efisiensi, efektivitas, dan relevansi pendidikan harus menjadi fokus utama dalam rangka mendukung pertumbuhan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya harus bekerja sama untuk:

 1. Meningkatkan Aksesibilitas: Langkah-langkah konkret harus diambil untuk mengatasi hambatan akses pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil. Ini termasuk peningkatan infrastruktur pendidikan dan program bantuan siswa.

 2. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya: Pengelolaan anggaran pendidikan perlu ditingkatkan untuk memastikan penggunaan sumber daya yang efisien dan transparan. Keterlibatan masyarakat dan pemantauan yang lebih baik juga diperlukan.

 3. Reformasi Kurikulum: Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja dan menggabungkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.

 Daftar Pustaka

  • Ali, M., Mardapi, D., & Koehler, T. (2020). Identification key factor in link and match between technical and vocational education and training with industry needs in indonesia. Proceedings of the International Conference on Online and Blended Learning 2019 (ICOBL 2019). http://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.200521.053

  • Badan Pusat statistik. (n.d.). Retrieved September 25, 2023, from https://www.bps.go.id/publication/2022/02/25/0a2afea4fab72a5d052cb315/statistik-indonesia-2022.html

  • Bowman, M. J. (1987). The “relevance” of education. In Economics of Education (pp. 305–307). Elsevier. http://dx.doi.org/10.1016/b978-0-08-033379-3.50062-0

  • David, C. C. (2012). Primary education: Barriers to entry and bottlenecks to completion.

  • Denins, A. (2022). TRENDS OF DEVELOPMENT THE LEVEL OF HIGHER EDUCATION. Actual Problems in the System of Education: General Secondary Education Institution – Pre-University Training – Higher Education Institution, 2, 37–45. https://doi.org/10.18372/2786-5487.1.16580

  • Education in times of transition: Eastern Europe with particular reference to the Baltic states David Coulby. (2013). In World Yearbook of Education 2000 (pp. 18–31). Routledge. http://dx.doi.org/10.4324/9780203080238-7

  • Fadhil, I., & Sabic-El-Rayess, A. (2021). Providing Equity of Access to Higher Education in Indonesia: A policy evaluation. Indonesian Journal on Learning and Advanced Education (IJOLAE), 3(1), 57–75. https://doi.org/10.23917/ijolae.v3i1.10376

  • Harikumar, Pallathadka., Dolpriya, Devi, Manoharmayum., Kirana, Pallathadka., Vasista, Rama, Ranjan, Makki. (2021). Journey through the India’s National Education Policy – Previous and the Present. The Journal of Contemporary Issues in Business and Government,  doi: 10.47750/CIBG.2021.27.03.039

  • J, Hasse., Mustaqim, Pabbajah. (2018). Politik Pendidikan Indonesia.   doi: 10.30739/DARUSSALAM.V10I1.267

  • Laili, Alfita., Anissa, Lestari, Kadiyono., Phong, Thanh, Nguyen., Winci, Firdaus., Ismail, Suardi, Wekke. (2019). Educating the External Conditions in the Educational and Cultural Environment. The International Journal of Higher Education,  doi: 10.5430/IJHE.V8N8P34

  •  Lili, Xiang., Myles, Gould., John, Stillwell. (2021). What determines pupils’ travel distance to school in China? A multilevel analysis of educational access in Beijing:. Urban Studies,  doi: 10.1177/0042098021996227

  • Quamar, Md. M. (2021). Education system in saudi arabia. Springer Singapore. http://dx.doi.org/10.1007/978-981-15-9173-0

  • Rahmah, Y. F. (2023). Budgeting efficiency in the education system: Measuring the effectiveness of public and private schools. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 15(2), 2192–2199. https://doi.org/10.35445/alishlah.v15i2.3849

  • Rendra, Sakbana, Kusuma. (2018). Peran sentral kearifan lokal dalam peningkatan kualitas pendidikan.   doi: 10.33650/PJP.V5I2.385

  • Riabchuk, O. (2022). Audit of the use of budget funds in the field of education. Modern Economics, 36(1), 119–124. https://doi.org/10.31521/modecon.v36(2022)-17

  • Sabungan, Sibarani., Nomensen, Sinamo. (2020). Implementation of Educational Policy in Indonesia. KnE Social Sciences,  doi: 10.18502/KSS.V4I14.7900

  • Sarc, O. C. (1966). Education in countries in process of development: Experience in Turkey. In The Economics of Education (pp. 261–275). Palgrave Macmillan UK. http://dx.doi.org/10.1007/978-1-349-08464-7_7

  • Sulistyosari, Y., Wardana, A., & Dwiningrum, S. I. A. (2023). School zoning and equal education access in Indonesia. International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), 12(2), 586. https://doi.org/10.11591/ijere.v12i2.22488

  • Vidi, Sukmayadi., Azizul, Halim, Yahya. (2020). Indonesian Education Landscape and the 21st Century Challenges. Journal of Social Studies Education Research, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun