Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Guru - Kawula Alit

Guru matematika SMP di Banyuwangi, Jawa Timur. Sedang masa belajar menulis. Menulis apa saja. Apa saja ditulis. Siap menerima kritikan. Email: zaenal.math@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen| Koin Terakhir

10 April 2019   11:18 Diperbarui: 10 April 2019   11:50 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima ratus tahun 2003. Sumber: Tokopedia

Jamal tengok kanan, tengok kiri. Agar tak terlihat orang. Perlahan dan pasti dia mendekati kotak besi bertuliskan 'KOTAK AMAL.' Dia masukkan sekeping uang logam tersebut. "Klontanggg werr werr ting!" suaranya terdengar sangat keras di telinga Jamal. Getaran uang dalam kotak, seakan bersaing dengan degup jantung pedagang bakso keliling tersebut.

Secepat kilat Jamal kembali ke tempat semula. Cuek, seakan tak terjadi apa-apa.

Ikhlas? Mungkin. Itu satu-satunya uang terakhir di dompet. Kecil, bagi bendahara Masjid. Tapi bagi Jamal koin itu luar biasa berharga. Koin penghuni terakhir di dompetnya. Mengorbankan satu-satunya yang tersisa. Tentu terasa berat, meskipun tidak seberapa nominalnya. "Ya Allah, terimalah amalku yang tidak seberapa," pinta Jamal. Amin. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun