Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Perubahan Sebaiknya Tak Diskusi di Media

11 Maret 2023   08:31 Diperbarui: 11 Maret 2023   08:37 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai partai pengusung yang nantinya akan ada dalam satu koalisi, Nasdem, Demokrat dan PKS memang sudah kompak menyatakan dukungan pada Anies. Bahkan tertulis dalam dokumen bersama tiga partai. Cuma dalam hal menimbulkan kesan positif ketengah-tengah warga, ketiga partai sama sekali tak menunjukkan kekompakan. Masalahnya apalagi kalau bukan soal Partai Demokrat dan Sang Ketum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Dari dulu, hingga sekarang ini tak henti-hentinya mereka saling saut-sautan di media. Terbaru, Nasdem dan PKS lempar kritik kepada pihak Demokrat. Yang lewat Ketua Bappilu-nya, Andi Arief, menyatakan bahwa AHY lebih menjanjikan dijadikan sebagai cawapres Anies Baswedan dibanding Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Alasan Demokrat, AHY punya rekam jejak teruji dalam memperkuat partai dan memiliki hasil survei lebih tinggi.

Waketum Nasdem Ahmad Ali tak setuju Demokrat terus memaksakan AHY untuk menjadi cawapres Anies. Bahkan Ali mempertanyakan, apakah koalisi ketiga partai hanya untuk membesarkan Partai Demokrat..? Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri tak luput mempertanyakan aksi ngotot Demokrat. Mabruri menilai dari sisi rekam jejak. Katanya, AHY tak punya pengalaman menang rebutan vox pop. Sementara Khofifah, Aher, Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno pernah menang pilkada Gubenur.

Menghimpun koalisi menuju kontestasi pilpres memang tak mudah. Apalagi jika masing-masing adu otot tak mau ngalah. Tak dipungkiri, semua partai pasti mengalami hal demikian. Namun sebaiknya tak disampaikan secara vulgar didepan khalayak ramai. Agar tak menimbulkan kesan negatif. Dan anda tahu, itulah kesan yang selama ini melingkupi Nasdem, Demokrat dan PKS. Rencana membentuk KP semata untuk mencari kekuasaan. Bukan untuk meraih kemaslahatan.

Saatnya kini ketiga partai puasa diskusi di media. Jika soal cawapres Anies Baswedan memang alot, karena ada pemaksaan dari Demokrat serta penolakan Nasdem dan PKS terhadap AHY, bicarakanlah secara internal. Didalam rapat misalnya. Atau kalau cara ini dianggap kurang efektif dan efisien, pakailah tekhnologi digital lewat zoom, group WA dan sebagainya. Sekarang ini banyak jalan berdiskusi, sekeras apapun isinya, tanpa harus diketahui oleh publik.

Dalam kaitan dengan soal tersebut, saya kira patut di acungi jempol buat Partai Golkar, PPP dan PAN di Koalisi Indonesia Bersatu/KIB. Juga Gerindra dan PKB di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya/KKIR. Saya kira, masalah kedua koalisi sama dengan polemik di KP. Yaitu soal penentuan figur yang akan di usung sebagai kandidat untuk daftar pilpres ke KPU. Hanya saja, belakangan ini para elit yang tergabung di dua koalisi itu jarang berpolemik secara terbuka di media. Kalau dulu memang iya. Hallo KP, belajarlah kepada KIB dan KKIR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun