Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Ketemu Khofifah, Membahas Pilpres 2024?

14 Februari 2023   08:33 Diperbarui: 14 Februari 2023   08:35 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan Khofifah Indar Parawansa, Sumber Foto: Kompas.com

Disela-sela mengikuti berita vonis mati buat Ferdy Sambo karena telah membunuh Brigadir Joshua, ada berita politik yang tak kalah menarik untuk disimak. Ialah tentang pertemuan tertutup 4 mata antara Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pertemuan berlangsung tadi malam sekitar jam 20.00 WIB di De Soematra Surabaya, 13 Pebruari 2023.

Apakah yang dibahas..? Pasca pertemuan kedua tokoh politik Nasional itu tak menjelaskan secara gamblang materi yang dibicarakan. Karena tak diungkap ke publik, pastinya bersifat sangat rahasia. Kalau dibuka, khawatir bisa menggoncangkan “persilatan” dunia politik. Makanya, untuk sementara di tutup dulu. Hingga pada saatnya nanti terbuka dengan sendirinya.

Hanya saja, melihat gelagat Prabowo dan penjelasan yang disampaikan, kita dapat menebak isinya. Ketika ditanya wartawan apakah pertemuan ada kaitan dengan pilpres 2024, sebelum menjawab Prabowo terlebih dulu melirik ke Bu Khofifah. Lalu mengatakan, “Tadi tidak langsung kita singgung ya Bu ya, tentunya itu pada saatnya akan kita bahas” (DetikNews, 14 Pebruari 2023).

Tebakan kuat, mereka mendiskusikan tentang figur kandidat bakal cawapres Prabowo. Bisa jadi memang Bu Khofifah sendiri yang dimaksud. Apalagi, Prabowo juga tak lupa memberikan pujian dan sanjungan setinggi langit. Penilaian Prabowo, Khofifah merupakan tokoh mumpuni baik pada level nasional maupun internasional.

Dalam catatan saya, kejadian tadi malam adalah pertemuan kedua bagi kedua belah pihak. Sebelumnya, pada bulan Mei 2023 tahun lalu, Prabowo juga datang menemui Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Ketika itu, juga tak ada penjelasan gamblang soal materi. Namun sama dengan pertemuan kemarin, publik menebak kemungkinan besar membahas soal pendamping buat Prabowo.

Bicara duet Prabowo-Khofifah sebagai pasangan capres cawapres, rasanya tak mustahil. Berdasar perkembangan terkini, dimana lagi ada wacana penyatuan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB milik Golkar, PPP dan PAN, dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR besutan Gerindra PKB, peluang duet itu ada. Meski tentunya butuh proses panjang. Dan bisa jadi amat melelahkan.

Apalagi, PPP memberi sinyal kuat tak masalah Prabowo di usung jadi capres. Dari berbagai sumber, menurut Sekjen PPP Arwani Thomafi saat ditanya wartawan soal rencana menggabung KIB KKIR, kalau mengedepankan kepentinghan rakyat, dalam politik siapapun yang akan memimpin tak masalah. Asal ada di posisi bersanding dengan rakyat. Prabowo mungkin bisa di usung. Apalagi punya elektabilitas oke. Demikian Arwani.

Akan halnya Khofifah. Politisi perempuan hasil binaan Gus Dur ini tak dipungkiri punya sejarah dekat dengan PPP. Bahkan dulu menjelang Muktamar IX tahun 2020 di Makassar, yang salah satu agedanya memilih Ketua Umum, nama Khofifah sempat masuk bursa. Adalah seorang politikus senior PPP bernama Ahmad Baidlowi yang menyebut nama Khofifah sebagai salah satu kandidat dari kalangan eksternal.

Ketika nyalon gubernur Jatim tahun 2018 kemarin, PPP juga berada di barisan pendukung Khofifah. Turut serta mengerahkan seluruh potensi struktur dan kekuatan kader memenangkan pilgub bersama parpol lain. Lebih dari itu, juga merupakan partai pengusung yang ikut memutuskan pasangan Khofifah-Emil Dardak daftar pilgub ke KPU Jawa Timur.

PAN sebagai penggagas dan anggota KIB dikenal dekat pula dengan Khofifah. Disamping mejadi pengusung dan pendukung pilgub Jatim 2018, PAN bahkan memasukkan nama Khofifah menjadi salah satu kandidat capres atau cawapres potensial. Kata Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki, “hasil rapat kerja PAN se-Jatim memunculkan nama Ibu Khofifah untuk pilpres 2024” (tempo.co, 29/o7/2022).

Yang bisa menjadi kendala mungkin di penggagas dan anggota KIB yang satunya lagi. Yaitu Partai Golkar. Memang benar, saat pilgub Jatim 2018 kemarin, posisi Golkar sama dengan PPP dan PAN. Menjadi pendukung sekaligus pengusung Khofifah. Saya masih ingat. Saat datang ke KPU untuk daftar cagub, pengurus Golkar Jawa Timur turut menemani. Diwakili oleh kader bernama Sahat T. Simanjuntak.

Dalam konteks pilpres 2024 mendatang, kemungkinan besar situasinya berbeda dibanding Pilgub Jatim 2018. Mengapa, karena Ketua Umum Golkar sudah dicapreskan, atau pada kondisi tertentu dicawapreskan oleh DPP Partai Golkar. Kecuali Airlangga Hartarto legowo, maka duet Prabowo-Khofifah bisa leading. Tapi kalau tidak, anggota KIB akan kocar-kacir. Golkar bisa out.

Kendala lain ada di PKB. Kehadiran nama Khofifah masuk kedalam internal gabungan KIB KKIR jelas mengganggu posisi Ketua Umum-nya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Cita-cita keponakan Gus Dur ini untuk menjadi pasangan Prabowo bisa tergeser. Diganti oleh Khofifah. Padahal, berdasar keputusan PKB dan Ijtimak Ulama, Cak Imin diputuskan untuk maju jadi capres atau cawapres. PKB akan out pula dari KKIR.

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi..? Mencermati pertemuan Airlangga Hartarto dan Cak Imin kapan hari, bisa jadi PKB menarik diri dari Gerindra. Kemudian pindah merapat ke Golkar. Sesuai ancamannya dulu, membentuk komposisi baru Golkar-PKB. Jika Koalisi Perubahan yang rencananya diisi Nasdem Demokrat PKS jalan terus, dan gabungan KIB KKIR terwujud, koalisi Golkar-PKB menjadi pesaing baru bagi dua kelompok tersebut.

Secara elektoral, koalisi Golkar-PKB cukup syarat minimal 20% presidential threshold. Saya lihat di data, gabungan suara kedua partai mencapai 22 persen. Lepas dari soal menang atau kalah, poros Golkar-PKB akan melahirkan pasangat Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar. Entah seperti apa formasinya. Keyakinan saya, berdasar perolehan suara, Airlangga Capres. Sedang Cak Imin cawapres.

Lepas KKIR ditinggal PKB dan Golkar keluar dari KIB, guna meneruskan rencana pasangan Prabowo-Khofifah, karena tak bisa berangkat sendiri Gerindra tentu menggandeng PPP dan PAN. Juga membentuk poros baru. Entah apa namanya. Kita tunggu saja. Lagi-lagi melihat data hasil pemilu legislatif 2019, gabungan suara ketiga partai cukup besar. Mencapai hingga 23.93 persen. Akankah duet Prabowo-Khofifah jadi daftar pilpres ke KPU..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun