Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Ketemu Khofifah, Membahas Pilpres 2024?

14 Februari 2023   08:33 Diperbarui: 14 Februari 2023   08:35 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan Khofifah Indar Parawansa, Sumber Foto: Kompas.com

Yang bisa menjadi kendala mungkin di penggagas dan anggota KIB yang satunya lagi. Yaitu Partai Golkar. Memang benar, saat pilgub Jatim 2018 kemarin, posisi Golkar sama dengan PPP dan PAN. Menjadi pendukung sekaligus pengusung Khofifah. Saya masih ingat. Saat datang ke KPU untuk daftar cagub, pengurus Golkar Jawa Timur turut menemani. Diwakili oleh kader bernama Sahat T. Simanjuntak.

Dalam konteks pilpres 2024 mendatang, kemungkinan besar situasinya berbeda dibanding Pilgub Jatim 2018. Mengapa, karena Ketua Umum Golkar sudah dicapreskan, atau pada kondisi tertentu dicawapreskan oleh DPP Partai Golkar. Kecuali Airlangga Hartarto legowo, maka duet Prabowo-Khofifah bisa leading. Tapi kalau tidak, anggota KIB akan kocar-kacir. Golkar bisa out.

Kendala lain ada di PKB. Kehadiran nama Khofifah masuk kedalam internal gabungan KIB KKIR jelas mengganggu posisi Ketua Umum-nya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Cita-cita keponakan Gus Dur ini untuk menjadi pasangan Prabowo bisa tergeser. Diganti oleh Khofifah. Padahal, berdasar keputusan PKB dan Ijtimak Ulama, Cak Imin diputuskan untuk maju jadi capres atau cawapres. PKB akan out pula dari KKIR.

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi..? Mencermati pertemuan Airlangga Hartarto dan Cak Imin kapan hari, bisa jadi PKB menarik diri dari Gerindra. Kemudian pindah merapat ke Golkar. Sesuai ancamannya dulu, membentuk komposisi baru Golkar-PKB. Jika Koalisi Perubahan yang rencananya diisi Nasdem Demokrat PKS jalan terus, dan gabungan KIB KKIR terwujud, koalisi Golkar-PKB menjadi pesaing baru bagi dua kelompok tersebut.

Secara elektoral, koalisi Golkar-PKB cukup syarat minimal 20% presidential threshold. Saya lihat di data, gabungan suara kedua partai mencapai 22 persen. Lepas dari soal menang atau kalah, poros Golkar-PKB akan melahirkan pasangat Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar. Entah seperti apa formasinya. Keyakinan saya, berdasar perolehan suara, Airlangga Capres. Sedang Cak Imin cawapres.

Lepas KKIR ditinggal PKB dan Golkar keluar dari KIB, guna meneruskan rencana pasangan Prabowo-Khofifah, karena tak bisa berangkat sendiri Gerindra tentu menggandeng PPP dan PAN. Juga membentuk poros baru. Entah apa namanya. Kita tunggu saja. Lagi-lagi melihat data hasil pemilu legislatif 2019, gabungan suara ketiga partai cukup besar. Mencapai hingga 23.93 persen. Akankah duet Prabowo-Khofifah jadi daftar pilpres ke KPU..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun