Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Koalisi Gerindra PKB Resmikan Sekretariat Bersama

23 Januari 2023   09:16 Diperbarui: 23 Januari 2023   09:26 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Sumber Foto Kompas.com

Hari ini 23/01/2023, Partai Gerindra dan PKB akan meresmikan Sekber atau Sekretariat Bersama. Rencana peresmian sudah dikonfirmasi oleh elit masing-masing. Disarikan dari banyak sumber, Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono memastikan. Bahwa baik Prabowo Subianto maupun Muhaimin Iskandar akan hadir langsung pada acara tersebut.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda juga memberi kepastian yang sama. Bahkan tambah mendetail. Bukan cuma sekedar hadir. Lebih dari itu, Prabowo dan Cak Imin, julukan Muhaimin Iskandar, bakal bertemu secara pribadi. Bicara empat mata tentang hal-hal krusial di sela-sela peresmian.

Gerindra dan PKB punya pandangan yang sama mengenai diresmikannya Sekber. Kata Budisatrio lebih lanjut, Sekber adalah tanda kedua partai serius membentuk koalisi. Guna pemenangan rebutan vox pop pada pilpres 2024. Menurut saya, dibanding koalisi partai lain yang sudah atau direncanakan terbentuk, apa yang dicapai Gerindra PKB jelas merupakan langkah lebih maju.

Kalau pinjam kalimat yang dilontarkan Syaiful Huda, bahwa kerjasama kedua partai politik, yang dikenal dengan nama koalisi “Kebangkitan Indonesia Raya” atau KIR, sama sekali tidak mengalami hambatan. Secara tak langsung penegasan Huda tersebut sekaligus merupakan pembanding sebagaimana saya singgung di atas tadi.

Meski ada kesamaan soal peresmian, saya lihat ada beda penekanan diantara keduanya. Budisatrio yang mewakili Gerindra bicara tujuan yang prinsip dan bersifat lebih luas. Menurut Budi, selain sebagai wadah, Sekber adalah patform perjuangan bagi Gerindra PKB untuk menggabungkan program dan pandangan masing-masing. Guna membangun Indonesia dalam bingkai persatuan.

Rupanya, bagi Gerindra Sekber bukan hanya sekedar wadah untuk dua partai. Pada tataran yang lebih jauh, merupakan cikal bakal lahirnya pemimpin baru pengganti Jokowi. Guna melanjutkan pembangunan yang saat ini sudah jalan. Gerindra melihat, Sekber adalah salah satu penerapan visi menatap masa depan.

Sementara itu, penekanan PKB kelihatan lebih pragmatis dan realistis. Langsung kepada maksud dan tujuan yang ingin di capai oleh PKB. Menurut Syaiful Huda lebih jauh, pertemuan Prabowo Cak Imin diharapkan memberi kemajuan terkait pemilu 2024. Khususnya pembahasan tentang kandidat yang akan di usung oleh kedua partai.

Apakah maksud Huda adalah lahirnya paket Prabowo-Cak Imin sebagai pasangan capres cawapres, tentu kabar validnya harus kita tunggu pasca peresmian Sekber. Tapi kalau benar, ya wajar saja. Sebab dari awal, yang ingin diketahui oleh Cak Imin PKB ya memang soal kepastian paket tersebut.

Semoga saja harapan PKB terwujud. Sebab banyak sisi positif jika benar-benar demikian. Baik untuk internal Gerinda dan PKB sendiri. Maupun bagi publik. Terhadap Gerindra dan PKB, adanya keputusan paket menandakan, bahwa tugas Prabowo dan Cak Imin untuk memutuskan nama-nama kandidat sebagaimana di amanatkan dalam MoU, bisa dikatakan tuntas. Tinggal kemudian berpikir langkah berikutnya.

Sedangkan bagi publik, adanya keputusan tentang nama-nama paket akan memberi kabar kepastian. Sebagaimana selama ini memang di nanti-nanti. Dampaknya, dibanding dekat-dekat pendaftaran capres, publik punya waktu menilai lebih panjang terhadap kualitas kandidat Gerindra PKB. Untuk kemudian dijadikan pertimbangan. Cocok atau tidak dipilih sebagai pengganti Jokowi-Makruf Amin.

Itu sekaligus menepis anggapan negatif banyak orang. Yang bisa jadi di sematkan kepada para elit kedua partai. Sebagaimana diketahui, beberapa koalisi yang ada sekarang ini, tak terkecuali KIR, lagi sibuk membicarakan figur. Alotnya mengambil keputusan merupakan tanda. Bahwa antar elit saling adu kuat menyodorkan nama. Bahkan sampai ada yang menggunakan bahasa “pokoknya”.

Akhirnya, yang muncul ke permukaan adalah pandangan negatif terhadap Partai politik. Yang awalnya dipersepsi punya tujuan positif, justru melakukan pembangkangan. Mestinya sibuk membicarakan kepentingan rakyat, ini malah repot rebutan jabatan. Tak kelar-kelar untuk waktu yang lama lagi. Lalu kapan saatnya partai politik kembali fokus pada tugas-tugas mulia..?

Peresmian Sekber Gerindra PKB, yang oleh Huda sekaligus dipercaya dapat menelorkan paket capres cawapres, bisa dijadikan antitesis pandangan negatif tersebut. Lebih spesifik lagi memberi kesan. Bahwa para elit kedua partai dalam waktu lebih cepat ternyata mampu menyingkirkan ego masing-masing. Tak mau main otot-ototan sebagaimana koalisi partai sebelah misalnya.

Anda tahu kan. Baik Prabowo maupun Cak Imin sama-sama di capreskan oleh partai politik masing-masing. Kalau keduanya tetap bersikukuh dengan alasan membawa amanat partai, bisa rusak itu KIR. Karena itu, jalan keluarnya adalah salah satu diantara keduanya memang harus ada yang mengalah. Turun grid menjadi cawapres.

Kalau tidak, nasib KIR bisa seperti PDIP serta realitas yang terjadi pada Nasdem, Demokrat dan PKS. Hingga kini, PDIP tak kunjung umumkan paket kandidat. Megawati kelihatan masih belum bisa menurunkan ego. Tetap enggan melirik Ganjar Pranowo. Ya tak mengapa memang mengulur-ulur waktu. Cuma makin lama, kesan yang ada akan tambah negatif.

Begitu pula yang terjadi pada rencana koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS. Yang kalau jadi akan diberi nama Koalisi Perubahan dan hendak mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Masing-masing elit partai tak juga kunjung memutuskan nama cawapres. Penyebabnya, otot-ototan antara mencawapreskan Ketum Demokrat, Ahmad Heryawan atau figur selain keduanya.

Akhirnya, mari kita tunggu hasil peresmian Sekber Gerindra PKB. Sebagai bukti kongkrit, bahwa Gerindra PKB bukan partai yang suka rebutan jabatan. Khususnya pada posisi capres. Lebih-lebih, pada momentum itu juga akan diserahkan hasil rumusan Ijtimak Ulama Nusantara. Tentu ini menjadi bahan sangat berguna bagi Gerindra untuk secepatnya ambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun