Mohon tunggu...
Fiksiana

Analisis Novel Perahu Kertas

21 Februari 2018   16:58 Diperbarui: 21 Februari 2018   17:12 25183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada puncaknya terdapat klimaks yaitu ketika Keenan memutuskan untuk memilih Luhde dan tinggal di Ubud. Sementara itu Rumi juga melamar Kugy ketika mereka liburan di Bali yang membuat Kugy menjadi bingung, gundah, gelisah dan galau antara iya atau tidak. Bingung memilih Keenan atau rumi. Kugy menerima Rumi sementara hatinya tidak bisa melepaskan Keenan.

Sementara Rumi sangat bahagia karena Kugy telah menerimanya. Tetapi kebahagiaan Rumi pun terusik ketika ia menemukan surat Kugy untuk Keenan yang terjatuh dari selipan buku istimewa yang diberikan Kugy kepadanya. Rumi pun menyadari bahwa sejak dulu Kugy telah jatuh hati pada Keenan.

Dengan kecewa dan berat  hati ia pun mencoba untuk menerima kenyataannya bahwa hati Kugy bukanlah untuk dia sesungguhnya walaupun Kugy menerima cincin pemberiannya.Lalu ia pun meminta penjelasan dari Kugy dan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka. Dengan berat hati pula dan dengan perasaan bersalah, Kugy pun rela melepas Rumi.

Setelah klimaks, munculah Karel, kakak tertua Kugy yang menasihatinya. Selama di Ubud, Luhde pun merasakan hal yang sama dengan Rumi. Luhde pun merasakan adanya keganjalan di dalam perasaannya. Ia merasakan bahwa cinta Keenan itu bukan untuk dirinya sehingga ia pun berniat menyudahi hubungannya dengan Keenan.

Pada bagian akhir, diceritakan bahwa Keenan telah menikah dengan Kugy. Tanpa ada perpanjangan cerita bagaimana mereka bisa bertemu kembali setelah masing masing dari mereka memutuskan untuk berpisah dengan kekasih mereka. Hal itu menyebabkan cerita cerita sebelumnya terkesan diceritakan pada saat ini atau terjadi pada waktu sekarang.

Seperti sebuah buku harian yang menceritakan kembali kisah kisah di masa lalu dari awal sampai akhir secara runtut. Oleh karena itu, novel Perahu Kertas menggunakan alur maju mundur.

SUDUT PANDANG

Sudut pandang yang diceritakan di dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pengarang menceritakan semua kejadian dengan pengetahuannya tentang tokoh dalam novel Perahu Kertas. Pengarang sebagai orang ketiga karena pengarang tidak menyebut 'aku' sebagai tokoh, melainkan menyebut nama masing masing tokoh dalam novel Perahu Kertas.

Untuk kesekian kalinya, Keenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah. Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi. (halaman 278 baris ke 4)

Dalam penggalan paragraf di atas, Keenan tidak mengatakan keresahannya dalam dialognya seperti "Aku resah dan guhdah", tetapi pengarang langsung menceritakan dalam kalimat yang menyatakan bahwa Keenan sedang resah dengan membolak balikkan halaman sebuah buku tulis.

UNSUR EKSTRINSIK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun