Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Guru dalam Memotivasi Siswa yang Kurang Tersorot dalam Lomba dan Aktivitas Akademik

14 Oktober 2025   17:00 Diperbarui: 15 Oktober 2025   01:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by AI - Dokumen pribadi

Perpustakaan seringkali menjadi tempat untuk membaca, menyendiri, dan jauh dari hal-hal yang menurut kita kurang nyaman. Dalam beberapa kesempatan saya sering meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan anak didik saya ketika menyepi di perpustakaan.

Ada diskusi dan yang paling sering adalah mereka lebih merasa nyaman untuk mngeluarkan uneg-uneg di tempat ini. Laksana seorang biblioterapis, terkadang saya menawarkan beberapa buku yang related dengan kondisi batin mereka, sembari menyelipkan motivasi untuk menyemangati.

Satu hal yang sering saya dengar adalah mereka merasa minder, tidak percaya diri, dan merasa tidak berguna karena tidak pernah dilibatkan dalam lomba-lomba. Dan ini berdampak pada munculnya penolakan dan keengganan mereka untuk terlibat dalam kompetisi karena merasa tidak pantas.

Saya berusaha memberi support, semangat, dan juga memuji kemampuan yang ada dalam diri mereka dengan harapan mereka punya hak untuk berkembang dan menguji kemampuan mereka, meskipun tak semua anak mempunyai niat dan kemauan untuk maju dan berkembang. Bagi saya itulah tantangan yang sebenarnya...

Motivasi Sebagai Faktor Penentu Keberhasilan Siswa

Banyak sekolah atau guru cenderung memilih “siswa unggulan” untuk mewakili sekolah dalam lomba akademik atau ekstrakurikuler, sementara siswa-siswa yang juga berpotensi sering kurang diperhatikan. Pola ini bisa melemahkan motivasi belajar bagi siswa yang merasa diabaikan dan menumbuhkan rasa rendah diri.

Melalui tulisan ini saya ingin membahas teori motivasi belajar, menjelaskan dampak seleksi tidak merata dalam konteks lomba terhadap motivasi siswa, dan kemudian menawarkan strategi peran guru agar motivasi belajar dapat ditumbuhkan secara adil untuk semua siswa.

Di akhir pembahasan, tantangan dan rekomendasi praktik juga dikemukakan agar guru dan sekolah dapat mewujudkan pendidikan yang inklusif, memaksimalkan potensi semua siswa.

Motivasi belajar adalah faktor penentu dalam keberhasilan siswa di sekolah. Tanpa motivasi yang kuat, siswa cenderung pasif, mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, dan kehilangan minat untuk berprestasi. Sebaliknya, siswa yang termotivasi tinggi akan lebih berinisiatif, aktif bertanya, dan punya semangat untuk memperbaiki diri.

Namun dalam praktik pendidikan di banyak sekolah, terdapat fenomena bahwa hanya siswa-siswa tertentu, yang sudah dikenal cakap, memiliki prestasi tinggi, atau punya akses dukungan, yang sering dipilih untuk mewakili sekolah dalam lomba.

Siswa lainnya, meski memiliki kemampuan tersembunyi atau potensi, sering luput dari perhatian. Pola “pilih tanding” semacam ini dapat menciptakan ruang tidak adil, melemahkan motivasi anak-anak yang kurang tersorot, dan berdampak pada suasana belajar keseluruhan di kelas.

Guru memegang posisi sangat penting dalam mengubah pola itu menjadi kesempatan yang lebih merata. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga motivator, pembimbing, fasilitator, dan jembatan agar setiap siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun