Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pasar Besar Malang Ikon Kota yang Menyimpan Sejuta Cerita

7 Agustus 2025   18:00 Diperbarui: 13 Agustus 2025   08:13 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nostalgia di warung H. Ridwan Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 

Nostalgia di warung H. Ridwan Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 
Nostalgia di warung H. Ridwan Pasar Besar Malang - Dok. Pribadi 

Salah satu penanda sejarah yang masih bertahan adalah Warung Lama H. Ridwan, rumah makan legendaris yang menempati area Pasar Besar sejak pertama kali dibuka. Bahkan sebelum Pasar Besar berdiri, H. Ridwan telah menjajakan rawon dan sate komoh dengan cara memikul dagangannya. Warung ini adalah warisan kuliner khas Jawa Timuran yang telah bertahan lintas zaman.

Foto di warung: H. Ridwan penjual nasi pikulan di tahun 1920 - Dok. Pribadi 
Foto di warung: H. Ridwan penjual nasi pikulan di tahun 1920 - Dok. Pribadi 
Sekarang ini, Bapak Yusuf Bactiar generasi ketiga meneruskan usaha tersebut dengan tetap menjaga rasa dan harga yang merakyat. 

Gema rasa tempo dulu dari sepiring nasi krengsengan daging sapi & es Kunyit Asam yang segar di H. Ridwan yang melegenda - Dok. Pribadi 
Gema rasa tempo dulu dari sepiring nasi krengsengan daging sapi & es Kunyit Asam yang segar di H. Ridwan yang melegenda - Dok. Pribadi 

Aneka menu Jawa Timuran seperti rawon, gule daging, krengsengan, bali daging, hingga ayam lodho resep almarhum penulis dan pakar kuliner Indonesia, Bondan Winarno dan menjadi magnet kuliner tersendiri.

Warung H. Ridwan Pasar Besar sejak 1925 - Dok. Pribadi 
Warung H. Ridwan Pasar Besar sejak 1925 - Dok. Pribadi 

Harga yang ditawarkan masih bersahabat, berkisar Rp20.000 hingga Rp25.000 per porsi, dengan rasa yang tetap konsisten. Warung ini tidak hanya menjual makanan, tapi juga pengalaman rasa, sejarah, dan kehangatan khas Malang tempo dulu.

Titik Temu Kenangan Keluarga

Bagi saya pribadi, Pasar Besar Malang adalah album kenangan yang hidup. Bersama Bapak, saya kerap mengunjungi lantai dua bagian belakang pasar. 

Pedagang buah Pasar Besar Malang 1948 - Dok. FB @Ahmad Shahab 
Pedagang buah Pasar Besar Malang 1948 - Dok. FB @Ahmad Shahab 

Di sana, ada langganan tukang servis jam milik Bapak, seorang bapak tua yang sabar dan telaten memperbaiki mesin waktu kecil yang selalu melekat di pergelangan tangan manusia. Kini tempat itu sudah diisi orang berbeda, mungkin anaknya atau siapa, namun kenangan itu tetap abadi sepanjang hidup.

Saat itu, sambil menunggu jam diperbaiki, Bapak selalu mengajak saya duduk di warung kopi sebelah toko aksesoris bunga. Di sana kami menikmati gorengan yang beraneka rupa: pisang goreng, limpang-limpung, ote-ote, tempe menjes, tahu berontak, dan jemblem. Semua rasa itu melebur menjadi kenangan masa kecil yang hangat dan sulit tergantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun