Dengan Bus Cotty Tayo kami kembali menuju UMKM di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yaitu Batu Orange Cake. Orange Cake yang dikelola oleh BUMDesa Guyub Rukun desa Bumiaji yang berdiri sejak Juli 2019 ini dibuat oleh ibu-ibu PKK sebagai buah tangan atau oleh-oleh dari Baru khas desa Bumiaji.
Mengapa dari jeruk dan bukan apel? Salah seorang ibu di toko Batu Orange Cake menyampaikan bahwa saat ini banyak petani beralih dari tanaman apel ke tanaman jeruk, karena biaya produksi apel jatuhnya sangat mahal dan jeruk lebih ekonomis.
Cakenya lembut dan fresh berdasarkan pesanan karena dibuat tanpa bahan pengawet. Telur pun dipesan langsung dari peternak ayam yang baru dan segar agar hasil cake menjadi bagus dengan tekstur yang lembut.
Di tempat ini tak hanya membuat kue, tapi juga membangun sistem usaha bersama. Dapur mereka hangat, bukan hanya karena oven yang menyala, tetapi karena kerja kolektif yang mereka rawat dengan rasa percaya.
Semua ini bukan muncul tiba-tiba. Astra hadir lewat pelatihan, dukungan peralatan, hingga membantu pemasaran. Tapi yang paling penting: warga Bumiaji-lah yang menggenggam kemudi perubahannya sendiri.
4. Wisata Agro Jambu Kristal dan Keripik Masa Depan
Tak perlu buru-buru pulang sebelum ke perkebunan jambu kristal. Saya beruntung bisa diajak berkeliling kebun dan ikut mencoba membuat keripik jambu, inovasi baru yang lahir dari keinginan untuk tak hanya menjual hasil panen, tapi juga mengolahnya jadi produk unggulan.
Di sini saya menyaksikan bagaimana wisata agro tak lagi hanya tentang jalan-jalan dan selfie. Tapi tentang edukasi: mengenal proses panen, belajar memproses hasil alam, dan ikut merayakan hasil kerja keras petani.
78 Kelompok Bocil Bantengan Sebuah Festival Budaya Masa Depan
Siang itu mendung bergelayut, sapuan angin dingin khas hawa kota Batu merasuki pori-pori. Kelabu langit menjelang sore itu tak menyurutkan semangat 500 lebih anak-anak atau Anjani menyebutnya bocil yang siap menunjukkan atraksi kebanggaan mereka: bantengan.