Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menguak Kisah Bangku Kenangan Tonko Oosterhuis di Alun-Alun Tugu Malang

21 Mei 2025   01:00 Diperbarui: 22 Mei 2025   00:27 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Tonko Oosterhuis ketika berkunjung ke Malang - Dok. Tjahjana Indra Kusuma 

Wim dalam perjumpaan dengan Tjahjana Indra Kusuma dan pemerhati sejarah - Dok. Tjahjana Indra Kusuma 
Wim dalam perjumpaan dengan Tjahjana Indra Kusuma dan pemerhati sejarah - Dok. Tjahjana Indra Kusuma 

Tiga bangku batu dari andesit yang kini berjajar di alun- alun Tugu Malang adalah bentuk nyata penghormatan dan cinta keluarga ini. Batu yang dipesan khusus dari kawasan Borobudur, Yogyakarta (2016) ini menjadi saksi bisu bagaimana sejarah personal bisa melebur dalam ruang publik.

Pertemuan tak terduga antara Wim Oosterhuis dan Bapak Tjahjana Indra Kusuma, yang difasilitasi lewat jejaring sosial dan kontak seorang rekan jurnalis, menjadi jembatan antara masa lalu dan kini. Dari secangkir kopi, terkuaklah kembali mozaik sejarah yang sempat terpendam, sebuah kisah keluarga yang menjadi bagian dari sejarah kota Malang.

Siddha putera Bapak Tjahjana Indra Kusuma saat revitalisasi Alun -Alun Tugu kota Malang (Juni 2023) - Dok. Tjahjana Indra Kusuma 
Siddha putera Bapak Tjahjana Indra Kusuma saat revitalisasi Alun -Alun Tugu kota Malang (Juni 2023) - Dok. Tjahjana Indra Kusuma 

Menjaga Ingatan, Merawat Sejarah

Bangku Kenangan Tonko Oosterhuis bukan sekadar penghormatan pada satu nama, melainkan pengingat bahwa sejarah kota dibentuk oleh narasi-narasi kecil yang terkadang terlupakan. Melalui perjumpaan dengan keluarga Oosterhuis, generasi kini diajak menyelami lapisan sejarah yang lebih manusiawi, tentang kehilangan, keberanian, dan cinta pada sebuah tempat yang mereka sebut rumah.

Terima kasih kepada Wim Oosterhuis atas kesediaannya berbagi, dan kepada Luiz Wilson, kemenakan dari garis ibu Aletta Toepa, yang turut membuka kembali pintu-pintu kenangan keluarga ini melalui Bapak Tjahjana Indra Kusuma. Semoga kisah ini memperkaya wawasan kita akan sejarah Malang dan jejak antarbangsa yang membentuknya. Salam Lestari! (Yy)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun