Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Eksistensi Malang Ursuline Galery dalam Upaya Menjaga dan Memelihara Bangunan Era Kolonial Belanda

6 Desember 2023   14:30 Diperbarui: 11 Desember 2023   18:40 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan megah dan indah Biara Sancta Trinitas Cor Jesu | Dokumentasi pribadi 2023

Bangunan SMP terkini | Dokumentasi pribadi 2023
Bangunan SMP terkini | Dokumentasi pribadi 2023

Koleksi yang saat ini terdapat di Malang Ursuline Galery ini antara lain adalah :

  • Bangunan-bangunan bersejarah sejak Era Kolonial Belanda: sekolah, asrama, kapel atau gereja, dan biara.
  • Artefak-artefak kebutuhan hidup para suster, murid-murid, asramawati sehari-hari, seperti :
    • Alat-alat rumah tangga seperti lemari, meja, bangku, kursi kayu kuno, ember enamel, dan mesin cuci merk Reineveld-Deflt-Holland (1958) yang masih dipergunakan hingga sekarang.
    • Alat-alat masak dan penyajian berbahan keramik dan logam berasal dari berbagai negara; Belanda, Inggris, Jerman, Chekoslovakia, dan Jepang.
    • Alat-alat makan berupa set piring-garpu metal bergrafir nama suster pendahulu
    • Busana, pakaian atau habit, seterika dan koper lawas milik suster pendahulu
    • Alat-alat musik kuno seperti harmonium, piano-piano, suling, akordion kecil, piringan hitam beserta alat pemutarnya, buku-buku partitur dalam bahasa Belanda, Inggris dan Latin.
    • Buku-Buku dan perlengkapan administrasi: laporan hasil belajar atau rapor, buku induk siswa, buku ekspedisi, buku-buku keuangan, buku resep zaman dulu, timbangan surat dan perangko.
    • Riwayat hidup atau monologium masing-masing suster atau pastor yang pernah bertugas di biara Malang.
    • Koleksi kronik atau jurnal dan notulen rapat
    • Koleksi patung-patung religius buatan pemahat Belanda
    • Tempat makam para suster pendahulu (kolumbarium)

Kolase mesin cuci merk Reineveld-Delft-Holland (1872-1973) yang masih dipakai hingga sekarang | Foto : Malang Ursuline Galery
Kolase mesin cuci merk Reineveld-Delft-Holland (1872-1973) yang masih dipakai hingga sekarang | Foto : Malang Ursuline Galery

Menjadi Tempat Kunjungan Alumni dan Para Pakar 

Jauh sebelum galeri atau museum ini berdiri begitu banyak tamu alumni dari Belanda dan dari berbagai negara. Ada yang berkunjung langsung, ada yang anak cucunya datang untuk mengenal lebih jauh sekolah tempat keluarga pendahulunya. 

Semuanya takjub karena bangunan tak pernah ada perubahan yang berarti, bahkan semakin bagus dan elok meski termakan waktu.

Pasangan Ralph dan Agatha (Belanda) ketika datang mengenang ibunya yang pernah bersekolah di Kweekschool Cor Jesu | Foto: Malang Ursuline Galery
Pasangan Ralph dan Agatha (Belanda) ketika datang mengenang ibunya yang pernah bersekolah di Kweekschool Cor Jesu | Foto: Malang Ursuline Galery

Pendirian galeri atau museum ini tidak serta merta begitu saja seperti membalikkan telapak tangan. Dalam prosesnya banyak disupport oleh para pakar, peneliti dan ahli seperti Tn. Scott Merrilless seorang kolektor dan pakar membaca foto-foto lawas.

Max Meijer seorang konsultan dan museology beserta istrinya Petra Timmer seorang art historian juga selalu setia membantu Ursulin dalam mengembangkan galeri atau museum-museum Ursulin.

Kolase foto para pakar yang selalu mendukung Ursuline dan karyanya | dok. galeri & desain pribadi
Kolase foto para pakar yang selalu mendukung Ursuline dan karyanya | dok. galeri & desain pribadi

Seorang arsitek, peneliti dan penulis buku bangunan kolonial di Indonesia Ir. H.O. Obbe Norbuis juga mempunyai andil besar dalam proses penelitian dan penerbitan buku 165 Tahun Ursuline Santa Maria Jakarta.

Saya, Ibu Sylvi (Kurator Museum Internasional) dan Sr. Lucia, OSU (perintis Malang Ursuline Galery) | dok. pribadi
Saya, Ibu Sylvi (Kurator Museum Internasional) dan Sr. Lucia, OSU (perintis Malang Ursuline Galery) | dok. pribadi

Seorang kurator museum tingkat internasional, Ibu Sylvi Mutiara juga sangat mendukung keberadaan museum atau Malang Ursuline Galery ini. Sampai saat ini tak henti memberikan motivasi, masukan, dan inspirasi demi perkembangan Malang Ursuline Galery.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun