Pacet, Mojokerto. SMAN 1 Pacet Kabupaten Mojokerto kian berdaya. Hal itu dibuktikan dengan inovasinya dibidang sastra dan seni budaya. Semua ditunjukkan dalam balutan "Gelar Karya Projek Kearifan Lokal" yang digelar pada Rabu, 20 Agustus 2025. Bertempat diarea lapangan sekolahnya.
Adapun bukti karya murid-murid SMAN 1 Pacet itu, terdiri dari 27 karya yang sangat prestisius. Ada 9 karya berupa novel yang diciptakan kelas XII. Sedangkan karya 9 komik dihasilkan kelas XI. Khusus kelas X menampilkan 9 drama cerita rakyat yang diadopsi dari novel kelas XII.
Sembilan novel karya murid kelas XII, antara lain : Desa Claket: Desa yang Melupakan Namanya Sendiri (Kelas XII-1), Desa Kembangsore: Jejak Cinta di Tengah Perlawanan (Kelas XII-2), Desa Pandanarum: Harum yang Abadi di Tengah Fitnah (Kelas XII-3), Desa Warugunung: Legenda Warugunung (Kelas XII-4).
Selanjutnya, novel berjudul Desa Padusan: Antara Kutukan, Perjuangan, dan Warisan Brawijaya (Kelas XII-5), Desa Sajen: Kawruh Sang Putri Gangga Dara (Kelas XII-6), Desa Kemiri: Legenda Tangis di Balik Berkah Siluman Ular Putih (Kelas XII-7), Desa Kuripansari: Legenda Gembyang di Tanah Kuripansari (Kelas XII-8), dan Desa Kesimantengah: Cungkup Amerta, Cahaya di Balik Batu (Kelas XII-9).
Sedangkan untuk karya komik, merupakan ciptaan dari seluruh kelas XI. Adapun komik berjudul Legenda Asal Usul Desa Pacet (Kelas XI-1), Sumber Panji: Auman dari Tanah Leluhur (Desa Cempoko Limo) adalah karya (Kelas XI-2), Asal Usul Desa Nogosari (Kelas XI-3), dan Legenda Mbah Singo dan Asal Usul Desa Bendungan Jati (Kelas XI-4).
Untuk komik berjudul Mata Air Jubel dan Bersatunya Kembang Belor (Kelas XI-5), Dua Sahabat dan Mata Air Kembar (Kelas XI-6), Tanjung Kenongo: Tanah Kenangan dan Desa Harapan (Kelas XI-7), Cinta dan Pengabdian dalam Lintasan Sejarah (Kelas XI-8), dan komik Desa Wiyu: Dari Wisik Menuju Warisan, Dari Tanah Lahirlah Harapan (Kelas XI-9).
Khusus untuk kelas X, karyanya berbentuk tampilan drama dengan mengambil lakon atau judul dari novel karya kelas XII. Oleh karenanya, Gelar Karya Projek Kearifan Lokal SMAN 1 Pacet itu mengambil slogan bijak "Kenali Legenda Masyarakat Setempat".
PADUAN CERDAS
Kepala SMAN 1 Pacet, bapak Dr. Nasirudin, S.Pd., M.Pd.I., mengaku sangat bersyukur lagi bangga luar biasa dengan karya murid-muridnya. Tak terbayang sebelumnya, bila murid-murid SMAN 1 Pacet mampu berkarya luar biasa. Faktanya, para murid mampu memadukan antara kearifan local dengan pemanfaatan teknologi AI (Artificial Intellegence).
"Fakta ini menunjukkan anak-anak bijak lagi cerdas dalam pemanfaatan teknologi. Disisi lain, fakta dalam memadukan kecerdasan buatan dengan kearifan lokal adalah inovasi luar biasa. Sebuah bentuk pembelajaran unik yang sudah dilaksanakan para guru disekolah ini," ujar pak Nasir, sapaan karib Kepala SMAN 1 Pacet itu.
Setelah memindai barcode karya murid-murid, lanjut pak Nasir, dirinya melihat karya yang patut dibanggakan. Minimal dari desain sampulnya, sudah menarik dan marketable. Namun dirinya juga menekankan pentingnya integritas dan keterbukaan akademik dalam penggunaan teknologi.
"Dalam setiap karya tulis, proses pemanfaatan AI harus dijelaskan secara transparan di kata pengantar. Tujuannya, supaya orang yang membaca di awal itu tahu. Ini sebagai bagian dari keterbukaan dan objektivitas akademik," ucap pak Nasir menegaskan.
Sebagai bentuk dukungan penuh, pak Nasir langsung menawarkan untuk membantu proses penerbitan karya-karya murid tersebut secara professional. Termasuk dalam pengurusan ISBN (International Standard Book Number) agar dapat diakui secara nasional. Bagaimana pun, karya murid-murid SMAN 1 Pacet adalah bentuk kolaborasi pembelajaran bermakna.
KOLABORATIF
Sementara itu, menurut salah satu guru yang menjadi salah satu innovator karya, bapak Arif Setyawan, S.Pd., dikatakan bila proyek yang mengusung tema besar "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" ini, sengaja diciptakan untuk memberikan pengalaman belajar yang unik.
Tim guru mengajak seluruh murid dari kelas X, XI, dan XII untuk terjun langsung ke masyarakat. Mereka melakukan observasi dan wawancara dengan para narasumber di sembilan desa di wilayah Kecamatan Pacet, untuk menggali kembali legenda, sejarah, dan cerita rakyat yang selama ini mungkin hanya dituturkan secara lisan.
"Gelar karya ini merupakan puncak dari proyek pembelajaran yang unik. Para murid berhasil memadukan riset lapangan tentang cerita rakyat (folklor) dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan total 27 karya, yang terdiri dari novel, komik, dan pertunjukan drama," ungkap pak Arif yang mengapresiasi kosolidan Tim Guru.
Gelar Karya ini, lanjut pak Arif, tidak hanya menjadi panggung bagi kreativitas murid saja, tetapi juga menjadi bukti nyata, ternyata pelestarian budaya lokal dapat berjalan beriringan dengan kemajuan teknologi. SMAN 1 Pacet mencoba mengawalinya dengan perencanaan dan kerjasama lintas sektoral.
Pada prinsipnya, SMAN 1 Pacet telah berhasil menciptakan sebuah model pembelajaran yang relevan dengan zaman. Dimana SMAN 1 Pacet tidak hanya mengasah nalar kritis dan literasi bagi murid, tetapi juga menumbuhkan kecintaan mereka terhadap warisan budaya di era digital. Hal itu adalah kekuatan mutlak bagi penanaman jiwa nasionalisme.*****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI