Puri, Mojokerto. Munculnya motif batik Kromosom 21, menjadi inovasi tersendiri dalam dunia batik nusantara. Semua berawal dari daya kreatifitas seorang guru seni budaya asal SMAN 1 Gondang. Adalah Bambang Parikesit, S.Pd., sosok guru yang menciptakan desain Batik Kromosom 21.
Setelah melalui beberapa proses, akhirnya tercipta 4 motif batik Kromosom 21. Secara prinsip karya, Bambang Parikesit, menyatakan terus mengembangkannya. Namun untuk 4 motif yang sudah diciptakannya, diserahkan dan dipercayakan pada pihak lain.
"Saya sudah menyerahkan dan mempercayakan motif batik Kromosom 21 ini kepada Mydebz Batik Mojokerto. Urusan produksi dan marketing juga pihak Mydebz yang akan melakukan semuanya," ungkap Bambang Parikesit serius.
Pemilihan Mydebz batik, bukan tanpa alasan. Mydebz batik merupakan UMKM batik pertama yang mendeklarasikan peduli lingkungan. Disisi lain, Mydebz sudah terpercaya dan memiliki ratusan klien istimewa, baik perorangan, instansi, maupun perusahaan.
"Adakalanya ketika memilih, kita mempertimbangkan rekam jejak pelaku UMKM. Mydebz menjadi pilihan terbaik bagi saya untuk mempercayakan karya batik Komosom 21 ini. Selanjutnya, saya akan terus berkarya agar mampu lestarikan warisan nenek moyang bersama Mydebz Batik Mojokerto ini," ucap Bambang menyakini.
Sekedar diketahui, Mydebz Batik berkantor di Dusun Teras Desa Tambakagung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Adapun ownernya adalah Indar Setiati, sosok perempuan tangguh yang juga pengurus IWAPI Mojokerto.
Selanjutnya, dijelaskan makna filosofis dari 4 motif batik Kromosom 21 karya Bambang Parikesit itu, sebagai berikut :
BATIK SMOKE TINDESÂ S'LIKURÂ
Pada motif batik ini ornamen yang mendominasi adalah gambaran dari pembelahan kromosom duasatu (s'likur). Dimana pembelahan inilah yang mempengaruhi kelainan "spesial" pada seseorang. Motif ini dapat difilosofikan, pada seseorang yang memiliki kelainan kromosom duasatu, dapat menjadi "yang utama" dengan keistimewaannya. Meskipun keberadaannya dikategorikan pada minoritas.