Danau Toba, Kebanggaan Nusantara Sepanjang Masa

Bumi Nusantara tak pernah kehilangan kesempatan untuk selalu tampil up to date. Memiliki bentang alam yang luas dengan berbagai variasi keindahan. Mulai dari pegunungan yang sejuk dan menyegarkan hati nan penat. Keberadaan hutan yang asri dengan air terjunnya yang bernuansa cerah. Lautan dengan berbagai keindahan terumbu karang beserta ikan hias yang beranekaragam. Intinya, Wonderful Indonesia lah.

Setiap keindahan yang menakjubkan itu hendaknya menjadikan bangsa ini selalu bangga. Ya, melalui kebanggaan tersebut tentunya diiringi rasa syukur yang luar biasa. 

Danau Toba, atau biasa disebut Heritage of Toba menjadi salah satu pesona yang sangat terkenal di dunia. Danau yang terletak di Sumatra Utara, memang sangatlah indah. Keindahan alam perpaduan antara pegunungan vulkanik dengan danau yang terbentang luas dengan berbagai ikan yang hidup di dalamnya. Selalu membuat para pelancong enggan beranjak dari pulau Samosir. 

Pulau inilah yang menjadi salah satu tempat singgah untuk menikmati bentang alam danau Toba. Tepatnya menjadi MICE di Indonesia Aja. Berbangga diri dengan warisan alam yang ada di sekeliling, termasuk salah satu wujud kecintaan terhadap negeri, terutama mensyukuri nikmat yang sangat luar biasa.

Ada banyak variasi mengenai terjadinya danau Toba. Secara ilmiah, danau Toba terbentuk karena proses alam. Ya benar sekali, karena letusan gunung berapi yang sudah lama terjadi. Letusan yang dahsyat itu telah membentuk danau yang sangat indah. 

Letusan itu juga menyebabkan kenaikan pada lempengan bumi, sehingga membentuk pulau Samosir. Dari pulau inilah setiap pelancong bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti camping, rekreasi dengan keluarga, bahkan mengadakan perlombaan yang sangat menyenangkan. 

Selain itu, memang ada legenda yang menceritakan tentang terbentuknya DSP Toba dan pulau Samosir. Legenda itu menceritakan tentang sepasang suami istri yang memiliki anak laki-laki. Ternyata, istinya itu berasal dari bangsa ikan. 

Seiring berjalannya waktu, anak itu yang diberi nama Samosir beranjak tumbuh dewasa. Menjadi anak laki-laki yang kuat dan bisa membantu pekerjaan orang tua. 

Naas, suatu saat si Samosir terlambat mengantarkan makanan kepada ayahnya. Akibatnya, Toba, sangat marah sekali. Tak bisa menahan emosi, dan meluapkan segala amarahnya. Tiba-tiba mengucapkan sesuatu yang sangat menyakitkan. Pantangan yang seharusnya tidak boleh dikatakan, terlontar dengan keras. 

Seketika itulah menjadi gelap gulita, hujan turun dari langit dan bumi mengeluarkan air. Wilayah yang begitu luas, dengan ladang pertanian berubah menjadi danau yang sangat dalam. Istrinya Toba pun kembali berubah menjadi ikan. Mencari ke setiap penjuru. Namun, tidak menemukan seorang pun dari mereka. 

Dua versi yang sangat berbeda. Semua itu tak perlu dijadikan bahan perdebatan. Karena memang antara ilmiah dan legenda itu memiliki karakteristik yang berbeda.  

Nah, dari berbagai fasilitas yang tersedia di danau Toba. Sangat membantu pelancong untuk menikmati keindahan alam. Apalagi ketika ada rumah apung di tengah danau. Meja kursi yang tertata rapi dan desain yang unik. Membuat pelancong lebih bersemangat. Bisa memancing di tengah danau, lalu hasil pancingan itu dibakar sendiri. Hmm, pastinya nikmat sekali dan sangat menyenangkan.

Selalu ada kebanggaan tersendiri dari setiap bentang alam yang indah. Danau Toba mengajarkan kepada setiap manusia, bahwa untuk tampil menjadi yang terbaik butuh proses yang panjang dan tidak mulus. 

Selalu berusaha menjadi yang terbaik, meskipun banyak pertentangan dan rintangan. Ilmiah membantu kita menjadi insan yang selalu berpikir logis, terbuka dan terus maju untuk menemukan suatu kebenaran. Sedangkan legenda, merupakan sejarah yang yang bisa dijadikan referensi. Bahwa, dalam bertindak tidak boleh sembarangan. Harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum terucap.