Suci nan budi yang jadi cahaya pada sudra hingga brahmana.
Dengan pedih kusaksikan tamak menelanmu,
Dengan marah kusaksikan sombong jadi belenggumu.
Aku marah ini bukan maumu, Mengapa kau membiarkannya ?!
Selamat hati tiba wahyu Ilahi, walau benci tak sudi-ku kau mati.
Aku datang dengan ridha-Nya menyangsang obong dengan gagah.
Aku tak sudi walaupun itu hanya satu dasamuka yang menodai.
Kau bukan hanya pasanganku, kebersamaan kita tak sederhana.
Pikirkanlah mereka yang menggantung hidup pada cahaya,
Dengannya cinta dan harap lahir sekalipun itu mati.
Dengan kau dan aku bersama, Dharma kan lahir ke dunia; menjelma hidup, mengalir air, melebur tanah, memancar cahaya, untuk raga yang dengannya bumi berpegang.