Mohon tunggu...
Yusufachmad Bilintention
Yusufachmad Bilintention Mohon Tunggu... saya adalah kepala SMK Saintren Al - Hasan Surabaya-Ketua MKKS SMK SWASTA SURABAYA juga redaktur suaraanaknegerinews.com

saya suka menulis : puisi, esay dan lainnya. saya suka menonton film

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Nyamplungan ke Timur Nusantara

13 September 2025   20:30 Diperbarui: 13 September 2025   20:17 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisiku dibaca di antara mereka---dimamah makna, ditenggak sunyi,diksi diendus, dijelajahi hingga rongga jeda,
seolah ruh penyair menyusup di sela aksara yang hening.

Namaku terucap: sejiwa, katanya,
bagai kitab separuh tersurat, separuhnya lagi ditulis derita.
Lalu berhembus bisik:
"Penyair telah wafat dalam bait-baitnya sendiri."

Namun Nietzsche menyela dari jendela senyap---
bukan sebagai filsuf,
melainkan luka berwajah teduh
yang pernah kutemui di ambang mimpi.

Kuangguk pelan.
Sayup suara-suara Timur menyusur kembali,
menapaki lorong Nyamplungan,
mendaki jeda,
menyeberangi samudra kata yang gemetar.

Dari Padang dan Palembang datang sahabat pena,
Papua mengirim malam beraroma cendana.
Puisiku menjelma rakit rasa,
menyatukan kami dalam rampak makna---
huruf, bunyi, dan sunyi berpaut dalam tarian mesra.

Lahir saudara, lahir asmara---
rendang menyapa yang luka,
pempek menyusup ke urat memoriku,
gulai dan roti Maryam menyatukan lidah
di antara batu Papua dan Nyamplungan yang lirih berseru.

Lalu puisiku menggema:
"Jika budaya dan ilmu kauasingkan dari bumi,
bangsa ini terapung,
dan cucu-cicitmu---
tumbuh di atas akar yang tercerabut dari tanah."

Namun penyair dari Barat dan ilmuwan dari Timur bersua,
menulis cakrawala tanpa panji, tanpa peluru,
didayung penggede dari Tanimbar,
ditopang nakhoda dari Biak yang tahan gelombang badai.

Meski dunia gaduh oleh politik dan hukum yang bersilang,
kami bersetia:
bahasa adalah bahtera terakhir
yang menyelamatkan warisan dari karamnya sejarah.

Surabaya, 5-8-2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun