Mohon tunggu...
Yusi Kurniati
Yusi Kurniati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penikmat sastra

Penulis novel Ayam Goreng Gadamala & Pria Berkacamata (2021), Pacar Dunia Maya (2016), Kumpulan cerpen Sepenggal Kisah (2016), dan kontributor dalam 45 antologi cerpen dan fiksimini. Alumnus S2 Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gara-gara Pilkades

22 September 2020   12:00 Diperbarui: 23 September 2020   17:10 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yon, koruptor itu apa? Kenapa ibunya Basuki marah-marah ya?" Aku bertanya pada Yono.

"Ndak tahu, No." Yono memunguti gundu di tanah.

"Ibumu kok ndak datang jemput kamu, Yon?" tanyaku lagi.

"Hahaha, ibu sama bapakku sibuk di sawah No, mana sempat mereka jemput anaknya main. Ayo pulang saja, mau hujan." Yono memasukkan gundu ke dalam kantong. Aku pulang dengan langkah gontai.

Di depan rumahku ada sebuah mobil bertuliskan: POLISI. Aku kaget, apa yang terjadi di rumahku. Aku berlari dan kudapati bapak keluar dari rumah diapit oleh dua orang lelaki berseragam polisi.

"Bapak mau ke mana?"

"Bapak pergi sebentar ya Le, bantuin mamasmu jaga ibumu." Bapak hanya menjawab singkat lalu masuk ke mobil. Aku bergegas masuk ke rumah. Ibu terlihat sedang menangis di meja makan, mamas duduk di sampingnya sembari mengusap punggung ibu. 

Aku hendak bertanya apa yang sudah terjadi, tapi ibu lebih dulu berkata: "Bapakmu ndak mungkin begitu ya, Mas? Mamas kan tahu bapak orang baik, ndak mungkin bapak menggelapkan dana desa kan, Mas?" ujar ibu sembari terisak. 

Mamas mengangguk. Aku makin tak mengerti, tadi ibunya Basuki menyebut bapak koruptor sekarang ibu mengatakan bapak menggelapkan dana desa. 

Ada banyak kosa kata yang tak kupahami. Hanya satu yang aku pahami setelah kejadian itu. Bapak tak lagi pulang ke rumah dan jabatan bapak sebagai kades dicopot. 

Ibu jadi jarang bicara dan sering linglung. Mamas terpaksa berhenti sekolah dan menggantikan bapak mencari nafkah. Dan aku kini bermain seorang diri. Tak ada satupun warga yang mengizinkan anaknya bermain denganku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun