Selain itu, kawasan ini juga sering dijadikan tempat penyelenggaraan acara-acara besar yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan budaya Pulau Bawean dan melestarikan budaya yang masih ada hingga saat ini, namun tempat ini harus dikembangkan dari segi pembangunan. mengembangkan dan merencanakan lahan yang ada agar pembelajaran pariwisata dan budaya dapat terjadi secara bersamaan.
Berdasarkan kesimpulan dari laporan tugas akhir dari mahasiswa arsitektur tersebut perancangan dan pembahasan pada bab-babnya, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan wisata bertema di Pulau Bawean ini menggunakan konsep arsitektur neo-indigenous, khususnya dhurung sebagai objek neo-indigenous yang dipilih untuk pembangunannya, sedangkan untuk Komposisinya terlihat seperti ini. Bentuk layout dari perancangan tersebut seperti  DNA manusia berbentuk spiral dan dapat diakses sepenuhnya.Â
Dengan demikian, pengembangan wisata bertema dengan konsep arsitektur neo-lokal di Mombhul Pulau Bawean ini merupakan sebuah objek wisata bernuansa baru untuk memperkenalkan Pulau Bawean kepada wisatawan dalam dan luar negeri, dengan tetap melestarikan budaya yang ada agar tidak hilang namun terus berkembang. Selain itu wisata bertema ini dapat dijadikan sebagai sarana edukasi atau hiburan yang dapat membuat pengunjung merasa nyaman dan bahagia karena unsur-unsur yang disediakan dalam destinasi wisata tersebut sangat menarik, beraroma dan menghibur.
