Mohon tunggu...
Yustrini
Yustrini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis juga di www.catatanyustrini.com

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rainy

4 Januari 2020   10:08 Diperbarui: 4 Januari 2020   10:09 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pixabay.com

* * * 

Sumber gambar : Pixabay.com
Sumber gambar : Pixabay.com
"Jadi penulis apa? Novel misteri? Anak-anak? Romantis? Atau komedi?" tanya Siska, pacarku saat aku bercerita tentang keinginan Rainy. 

"Entahlah aku belum tahu. Ia belum cerita soal genre bukunya," dahiku berkerut ketika ditanya. 

"Mungkin ia mau menulis komik, ya komik tentu saja yang paling mudah, kan? Ha, ha, ha..." Kini giliran Siska yang mengerutkan dahi rupanya ia tidak setuju dengan pendapatku kalau menulis komik itu paling mudah. 

"Kalo gampang, coba sekarang kamu bikinkan aku sebuah cerita komik yang bagus!" kata Siska menantang. Mati aku! Ini sih sama saja seperti disuruh mengerjakan soal fisika tanpa tahu rumus. 

"Baiklah, anggap aku baru baik hati hari ini. Kamu boleh bikin komiknya di rumah," ujar Siska sambil tersenyum lebar. 


OMG! Aku datang ke rumah pacar atau guruku ya? Baru kali ini pacaran pulang bawa PR. Tahu begini sih mending aku nggak usah datang malam minggu ini. 

Ah, hujan turun kembali. Aku harus pulang menemani Rainy yang sendirian di rumah. Ayah baru pulang besok malam. Segera aku berpamitan sambil mengemukakan alasanku cepat-cepat pulang, untunglah Siska mau mengerti keadaanku. 

* * * 

Hujan masih turun dengan lebatnya ketika aku sampai di rumah. Segera aku mencari Rainy. Ia masih di sana seperti biasa duduk sambil menatap keluar dari balik jendela ruang tengah. Di dekatnya kertas-kertas bertebaran. Oya, aku ingat ia sudah memulai proyek menulisnya. 

"Hai, Rainy... Apa yang sedang kamu tulis?" aku mendekat sambil memungut salah satu kertas mencoba mencari tahu apa yang adikku itu tuliskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun