Mohon tunggu...
Akhmad Faishal
Akhmad Faishal Mohon Tunggu... Administrasi - Suka nonton Film (Streaming)

Seorang pembaca buku sastra (dan suasana sekitar) yang masih amatiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Yuk, Semua Korupsi

3 Oktober 2017   17:28 Diperbarui: 3 Oktober 2017   17:48 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*****

Hari itu, kami bermain baik dan sempurna. Hasil dari latihan kami mulai terlihat. Memang, lawan kami juga cukup kuat, kelompok si Panca tak bisa dipandang remeh. Gocekan, tendangan, dan umpan-umpannya sungguh luar biasa, tapi kami tak begitu saja dapat ditaklukan, pertahanan, strategi kami juga dapat menandingi skill-skill mereka. Waktu permainannya dua jam, oh ya, patut diingat oleh kalian para pembaca, kami tidak bermain futsal tapi lapangan besar, 11 vs 11. Pada waktu itu tanah lapang masih sangat banyak, tidak seperti sekarang, sulit bahkan untuk bermain bola dengan gawang kecil, kami pun harus rela berbagi dan mengalah dengan kendaraan lalu lalang di kampung kami. Kalau tidak, kami bermain di daerah perumahan yang ada tempat volinya, kalau sore biasanya kosong dan itu menjadi oase bagi pemain ahli seperti kami. Hahahagz...

Yak, pada akhirnya, permainan pun dimenangkan oleh kami setelah sempat bersitegang, adu pendapat sah dan tidaknya gol dari tendangan si thomas, kelompok kami. Memang tipis saat terjadinya gol penentu itu, bola melesat di sebelah kiri kiper berdekatan dengan tiang. Lagipula gawang itu pun tak ada jaringnya, jadi kami harus benar-benar hati-hati dan tegas untuk meyakinkan lawan tentang masuknya bola ke gawang mereka.

"Itu, gol...!!!" teriak Krimbul

"Enggak, itu ga gol, woi..!!!" teriak Panca

"Gol, anjir.. lu ga liat, apa?" teriak Ganang, kelompok kami juga

Untungnya, saat itu ada kakak Taufik yang melihat permainan kami dan juga proses gol penentuan. Aku capek, oleh sebab itu aku tidak ikut bertanya saat teman-teman kami menuju kakak Taufik. Aku melihat dari jauh. Dan saat melihat senyum mereka, sudah dapat dipastikan duit kami akan berlipat ganda, dua kali lipat. Alhamdulillah.

*****

Malam harinya, duit itu pun dibagi-bagi sesuai dengan jumlah yang dipasang. Kalau tidak salah terkumpul sejumlah duratus ribu-an, uang yang cukup besar saat itu. Ini karena masing-masing kelompok totoan seratus ribuan. Apalagi, uang tersebut terdiri dari mayoritas ribuan, tentu, menggenggamnya juga harus kuat.

"Wah, ini kalau dibelikan arak, pesta kita,"

"Wkawkawk, betul. Ayok, dah," ujar krimbul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun