Warna ninggalin terkikis secara perlahan ,bayangan arunika terhalangi oleh dedaunan
Alunan gemerisik daun menyejukkan,menari-nari seirama dengan kicauan burung -burung ,seolah-olah menyambut kedatangan sang insanÂ
Sejuknya hawa Jenggala membawaku terbuai dalam alunan petikan gitar di tangankuÂ
Hawa Jenggala dengan aroma khas bau tanah,dedaunan membuat kurentangkan tangan,netraku tertutup dengan menghidupi aroma alamÂ
Inginku bisikkan sajakku ini,pada sang pemuja hati dengan torehan tinta dalam sebuah buku dan pena di tanganku pepohonan tumbuh rapat dengan menjulang tinggi,melebihi tongkat di tangankuÂ
Netraku yang di halangi kacamata,terpukau dengan keindahan alam iniÂ
Inginku abadikan perjalanan ini dengan potretan kamera yang di dalam ranselkuÂ
Swastamita mulai menyingsing,kubergegas melangkah menyusuri arah jalan dengan kompas dan senter di tangankuÂ
Inginku berandai memutar kembali waktu di arloji ,inginku habiskan hariku di Jenggala iniÂ
AirÂ
Dentingan suara mengarungi alam semesta,menyambut sang arunika mengalir tapi tak dapat di genggamÂ
Melubangi batu dengan tetesan itu adalah Tirta arwana