Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kalau Masalah "No", tetapi Dosa "Yes"

15 Juni 2019   13:17 Diperbarui: 15 Juni 2019   15:35 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://m.dewiku.com

Kalau mau contoh yang sangat aktual adalah "apakah ada pengaruh langsung menaikkan gaji pegawai negeri menyebabkan kemenangan Jokowi sebagai Presiden RI"? atau "Apakah karena Jokowi menyuruh orang berpakaian putih saat Pilpres 17 April 2o19, menyebabkan Jokowi memperoleh suara terbanyak?". Saya yakin jawabannya belum tentu, bahkan sangat mungkin tidaklah langsung seperti itu.

Kembali kepada antara masalah dan dosa, juga tidak boleh dihubungkan dan disimpulkan bahwa karena dia berdosa lalu menyebabkan masalah, atau karena dia menghadapi masalah menyebabkannya berdosa.

Betulkah, karena seseorang berbuat dosa dia menderita sakit kanker, dan akhirnya meninggal. Atau betulkan karena dia sangat soleh dan menderita sakit kanker bawaan lahir itu merupakan kehendak Sang Pencipta agar Tuhan dipermuliakan. Harusnya tidak semudah itu sampai di ujung kesimpulan.

Apa yang dimaksudkan dengan Masalah?

Secara sederhana masalah dapat dimengerti sebagai sebuah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain, masalah itu merupakan gap atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan hidup pada waktu dan tempat tertentu.

Masalah ada karena ada yang hendak dicapai, tetapi capaiannya tidak sesuai yang diinginkan, dan oleh karenanya menghadapi masalah. Artinya, kalau seseorang tidak memiliki harapan atau target, atau tujuan, atau mimpi, maka sesungguhnya orang itu tidak memiliki masalah. Karena tidak ada gap antara mimpi yang tidak ada dengan kenyataan yang juga tidak ada manfaatnya baginya.

Dengan demikian, besar kecilnya masalah yang di hadapi oleh seseorang tergantung dari besar kecilnya gap atau kesenjangan yang ada antara harapan dan kenyataan. Kalau gapnya besar maka masalahnya juga besar, tetapi kalau gapnya kecil maka kecillah masalah yang dihadapi. Apabila harapan dan kenyataannya sama persis, maka sebetulnya seseorang tidak ada masalah.

Dalam pemahaman yang demikian, maka sesungguhnya cara menyelesaikan masalah itu sangatlah sederhana sekali, yaitu hilangkan gapa atau kesenjangan antara harapan atau target dengan kenyataannya. Caranya bagaimana? Pilihannya hanya ada 3 saja, yaitu:

  • Satu, naikkan atau tingkatkan kenyataannya hingga sama dengan harapan atau target, sehingga gapnya hilang dan masalah terselesaikan.
  • Kedua, turunkan harapan atau targetnya hingga mendekati dan sama dengan kenyataan, sehingga gapnya hilang dan masalah terselesaikan.
  • Ketiga, naikkan kenyataannya sesuai kemampuan dan pada saat yang sama turunkan harapan atau targetnya sedemikian sehingga bertemu dan sama dengan kenyataannya, gapnya akan hilang dan masalah terselesaikan.

Inilah sesungguhnya yang menjadi jiwa dari ilmu manajemen kualitas. Sejumlah referensi tentang Quality Management, akan kembali kepada tiga hal pilihan diatas, yang nampaknya sangat sederhana, tetapi sesungguhnya implementasinya tidak sesederhana dan seringkas diatas.

Mengapa tidak sesederhana yang dibayangkan? Karena menetapkan apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapai membutuhkan cara dan teknik yang memadai dan waktu yang cukup menguji tujuan itu. Tujuanpun bisa dalam bentuk visi, misi, goal, purpose, objective, target dan seterusnya. Konsekuensi menetapkan tujuan berarti seluruh sumberdaya yang dimiliki akan diarahkan untuk mewujudkan tiujuan itu. Kesalahan dalam menetapkan tujuan berarti kesalahan fatal dalam mengelola kehidupan.

Apa yang dimaksud dengan Dosa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun