Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kalau Masalah "No", tetapi Dosa "Yes"

15 Juni 2019   13:17 Diperbarui: 15 Juni 2019   15:35 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://m.dewiku.com

"Orang begitu mudah mengeluh dan memprotes apabila menghadapi masalah, tetapi bila melakukan dosa tidak ada protes dan diam seribu bahasa" 

Kutipan diatas merupakan sebuah status yang saya buat di salah satu media sosial yang mendapat tanggapan dari sejumlah sahabat. Dan bahkan ada yang mengajak berdiskusi habis-habisan tentang hubungan antara masalah dan dosa, terkait dengan pengalaman dan pergumulan pribadinya tentang dua hal itu.

Pesan yang sangat penting dan kuat dari status diatas adalah (i) begitu mudah seseorang karena menghadapi masalah atau kesulitan dalam hidupnya sehari-hari. Apa saja yang menjadi masalah mengeluh, mengeluh, protes dan protes. (ii) Ketika melakukan dosa dan pelanggaran, maka tidak protes, tidak mengeluh, tidak bersungut-sungut dan malahan diam saja.

Itulah sebabnya artikel ini menjadi topik yang ketika bangun di pagi hari terus menggoda pikiran saya, dan seperti biasa, karena tidak bisa di tahan lagi, jari-jari ini terus bergerak untuk membuat refleksi tentang "masalah dan dosa" yang sering sekali, banyak orang, salah mengartikannya, bahkan di campur aduk tidak karuan, lalu ya, keblinger dan blunder sendiri.

Terminologi "masalah" dan "dosa"  merupakan istilah yang sangat akrab dengan siapa saja yang masih hidup di dunia yang fana ini. Sebab, kalau orang yang sudah meninggal dunia maka bebaslah dia dari masalah dan dosa. Artinya masalah dan dosa, itu urusannya orang yang masih hidup dan terus mau hidup di planet bumi yang semakin panas saja ini. Atau kalau tidak mau berurusan dengan masalah dan dosa, ya, hidup diselesaikan saja, hehe!

Si A dan si B:

"Ada dua orang, sebutkan si A dan si B. Keduanya sedang menghadapi problem karena sama-sama sedang sakit berat, tetapi perilaku keduanya berbeda sama sekali. Si A kesenangannya berbuat dosa sedangkan si B tidak bahkan sangat taat melakukan ritual keagamaannya. Si A kena penyakit berat karena memang dia berbuat dosa, tetapi si B juga kena sakit berat karena Tuhan mengizinkannya agar Tuhan dimuliakan"

Begitulah seorang sahabat di media sosial mulai dengan menjelaskan problem yang sedang digumulinya dan meminta pandangan saya terkait dengan status yang saya buat di media sosial tersebut.

Saya memulai dengan menegaskan bahwa perlu dibedakan antara apa itu masalah dana pa itu dosa. Tidak perlu terburu-buru untuk menarik garis korelatif seakan-akan ada pengaruh antara masalah dan dosa. Biarkan kedua isu ini yaitu "masalah" dan "dosa" diletakkan secara proporsional pada tempatnya.

Bukankah demikian kecenderungan yang sangat kuat dari banyak orang. Artinya, apa-apa kejadian selalu dihubungkan secara langsung, walaupun sesungguhnya tidak hubungan langsung, apalagi langsung mempengaruhi.

Sebutkan saja contoh sederhana, orang merokok selalu dihakimi akan menyebabkan sakit kanker, dan sakit kanker pasti akan menyebabkan kematian dari orang yang merokok. Inilah contoh yang sangat tidak bisa dilakukan karena sesungguhnya yang terjadi bukanlah sesederhana demikian. Sebab, banyak orang yang perokok berat tetapi dia meninggal bukan karena merokoknya, tetapi ada penyebab lainnya. Hal sama dengan merokok menyebabkan sakit kanker, belum tentu. Karena banyak orang yang merokok hingga tua sekali juga tidak sakit kanker.

Kalau mau contoh yang sangat aktual adalah "apakah ada pengaruh langsung menaikkan gaji pegawai negeri menyebabkan kemenangan Jokowi sebagai Presiden RI"? atau "Apakah karena Jokowi menyuruh orang berpakaian putih saat Pilpres 17 April 2o19, menyebabkan Jokowi memperoleh suara terbanyak?". Saya yakin jawabannya belum tentu, bahkan sangat mungkin tidaklah langsung seperti itu.

Kembali kepada antara masalah dan dosa, juga tidak boleh dihubungkan dan disimpulkan bahwa karena dia berdosa lalu menyebabkan masalah, atau karena dia menghadapi masalah menyebabkannya berdosa.

Betulkah, karena seseorang berbuat dosa dia menderita sakit kanker, dan akhirnya meninggal. Atau betulkan karena dia sangat soleh dan menderita sakit kanker bawaan lahir itu merupakan kehendak Sang Pencipta agar Tuhan dipermuliakan. Harusnya tidak semudah itu sampai di ujung kesimpulan.

Apa yang dimaksudkan dengan Masalah?

Secara sederhana masalah dapat dimengerti sebagai sebuah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain, masalah itu merupakan gap atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan hidup pada waktu dan tempat tertentu.

Masalah ada karena ada yang hendak dicapai, tetapi capaiannya tidak sesuai yang diinginkan, dan oleh karenanya menghadapi masalah. Artinya, kalau seseorang tidak memiliki harapan atau target, atau tujuan, atau mimpi, maka sesungguhnya orang itu tidak memiliki masalah. Karena tidak ada gap antara mimpi yang tidak ada dengan kenyataan yang juga tidak ada manfaatnya baginya.

Dengan demikian, besar kecilnya masalah yang di hadapi oleh seseorang tergantung dari besar kecilnya gap atau kesenjangan yang ada antara harapan dan kenyataan. Kalau gapnya besar maka masalahnya juga besar, tetapi kalau gapnya kecil maka kecillah masalah yang dihadapi. Apabila harapan dan kenyataannya sama persis, maka sebetulnya seseorang tidak ada masalah.

Dalam pemahaman yang demikian, maka sesungguhnya cara menyelesaikan masalah itu sangatlah sederhana sekali, yaitu hilangkan gapa atau kesenjangan antara harapan atau target dengan kenyataannya. Caranya bagaimana? Pilihannya hanya ada 3 saja, yaitu:

  • Satu, naikkan atau tingkatkan kenyataannya hingga sama dengan harapan atau target, sehingga gapnya hilang dan masalah terselesaikan.
  • Kedua, turunkan harapan atau targetnya hingga mendekati dan sama dengan kenyataan, sehingga gapnya hilang dan masalah terselesaikan.
  • Ketiga, naikkan kenyataannya sesuai kemampuan dan pada saat yang sama turunkan harapan atau targetnya sedemikian sehingga bertemu dan sama dengan kenyataannya, gapnya akan hilang dan masalah terselesaikan.

Inilah sesungguhnya yang menjadi jiwa dari ilmu manajemen kualitas. Sejumlah referensi tentang Quality Management, akan kembali kepada tiga hal pilihan diatas, yang nampaknya sangat sederhana, tetapi sesungguhnya implementasinya tidak sesederhana dan seringkas diatas.

Mengapa tidak sesederhana yang dibayangkan? Karena menetapkan apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapai membutuhkan cara dan teknik yang memadai dan waktu yang cukup menguji tujuan itu. Tujuanpun bisa dalam bentuk visi, misi, goal, purpose, objective, target dan seterusnya. Konsekuensi menetapkan tujuan berarti seluruh sumberdaya yang dimiliki akan diarahkan untuk mewujudkan tiujuan itu. Kesalahan dalam menetapkan tujuan berarti kesalahan fatal dalam mengelola kehidupan.

Apa yang dimaksud dengan Dosa?

Semua orang bisa bicara tentang dosa, tidak harus seorang Sarjana Teologia atau ahli tafsir kitab suci untuk mengemukakannya. Dan karenanya sesungguhnya makna dasar dari istilah dosa juga semua orang memiliki pengetahuan tentangnya.

Sederhananya dosa itu merupakan sebuah situasi yang dihadapi oleh seseorang yang melakukan sesuatu yang bertentangan serta menyimpang dari kehendak Allah pada waktu dan tempat tertentu. Dengan lain kata, dosa itu hasil dari perbuatan seseorang yang menyimpang dan tidak sesuai dengan Firman Allah yang ada di dalam kitab-kita suci yang di yakini oleh seseorang.

Dengan memahami bahwa berdosa berarti telah melakukan perbuatan yang melawan kehendak Tuhan, maka ini menjadi sangat personal sifatnya. Artinya urusan dosa ini menjadi hubungan antara seseorang secara pribadi dengan Tuhan Allah yang diyakininya memiliki ototitas dan kendali atas aspek spiritual yang diterima dan dijalani.

Semakin tinggi tingkat hubungan dan penghayatan seseorang dengan Tuhan dan Allah yang diyakini dan diimaninya, maka kontrol itu akan semakin terasa. Artinya, ketika seseorang tidak mudah melakukan dosa ketika relasi dengan Allah itu sangat kuat, demikian juga dengan sebaliknya.

Setiap orang yang memiliki iman percaya dalam dirinya akan memiliki kendali dan kontrol atas semua pikiran, hati, sikap, perkataan, dan perbuatan yang dilakukan setiap saat. Dan dengan begitu, dia sendirilah yang sesungguhnya paling memahami apakah keberdosaannya itu terjadi atau tidak. Arena yang sangat personal ini tidak bisa dimasuki oleh orang lain.

Orang lain hanya bisa menilai dari apa yang kelihatan dari seseorang, sehingga bisa dibuat kesimpulan yang menjadi kecenderungan yang ada.

Misalnya seseorang yang memiliki gaya hidup bebas, semacam hobby free sex atau seks bebas, dan kemudian dia mengaku seorang yang memiliki keyakinan agama tertentu.  Maka orang lain bisa menilai bahwa baginya agama hanya identitas saja, sebab perilakunya menyimpang dengan ajaran agama yang diyakininya. Sangat mungkin, pengetahuan dan penghayatannya tentang nilai nilai keagamaan yang diyakininya sangat artifisial saja, sehingga tidak mampu mengontrol perilakunya.

Hubungan antara Masalah dan Dosa

Sekarang, harusnya sudah bisa dilihat bagaimana hubungan antara dosa dan masalah yang dihadapi oleh siapa saja.

Seseorang yang berdosa maka menghadapi masalah. Ini betul, ketika seseorang itu memiliki tujuan atau target hidup yang benar sesuai dengan perintah atau Firman Tuhan, tetapi dia tidak melakukannya secara benar, atau hanya separuh saja melakukannya. Lalu, masalahnya adalah ada gap yang ditargetkannya melakukan kehendak Tuhannya dengan kenyataannya baru 50% melakukannya. Masalahnya terkait dengan itu, adalah 50% perilakunya harus diperbaiki agar seturut dengan kehendak Allah yang diimaninya.

Hanya saja, harus disadari bahwa masalah itu begitu banyak dan beragam rupa yang dihadapai oleh setiap orang. Dalam pemahaman pengertian masalah diatas, harusnya tidak membingungkan seseorang. Karena masalah hanya muncul ketika seseorang memiliki "tujuan" yang harus diwujudkannya dan menjadi problem ketika tidak tercapai.

Dosa menyebabkan masalah? Tunggu dulu! Sebutkan dulu masalahnya agar bisa dilihat kaitannya dengan keberdosaan. Ya, contohnya seseorang sakit cancer serviks karena gaya hidup sex bebas. Berarti ini bukan karena dosa, tapi kena sakit kanker karena gaya hidup bebas itu. Bahwa gaya hidup bebas itu berdosa, tentu tergantung pada keyakinan imannya seseorang itu.

Agak sulit mengatakannya kepadanya dia berdosa kalau dia sendiri tidak faham tentang dosa yang dimaksudkan itu. Nah, disinilah sesungguhnya yang menjadi perbedaan kehidupan spiritual yang dijalankan oleh setiap orang. Dipastikan, level iman dan kehidupan spiritual setiap orang itu berbeda-beda. Dan dengan begitu wajar saja berbeda cara menanggapi situasi masalah yang ada.

Masalah "no" tetapi  Dosa  "Yes"

Kalau seseorang mengeluh dan protes hingga menangis meraung-raung karena masalah yang dihadapi, itu namanya aneh bin ajaib dan tidak masuk akal adanya. Sebab, pada dasarnya masalah itu sumbernya dari diri sendiri dan bukan dari orang lain, sebagai konsekuensi dari orang yang masih hidup.

Saat Anda menghadapi masalah, harusnya memahami sumbernya dan karenanya bisa diselesaikan dengan asal muasalnya masalah itu muncul.

Dalam Ilmu Manajemen Kualitas, analisis masalah itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan ketika seseorang merancang apa yang menjadi tujuan atau target yang hendak dicapainya. Dan dari situlah bisa diidentifikasi secara lengkap berbagai kemungkinan yang akan muncul dan dihadapi ketika prosesnya mulai berjalan.

Banyak orang menjalankan hidup tanpa panduan yang jelas. Apa yang hendak dicapai juga tidak jelas. Dan ukuran yang dipakai juga tidak jelas. Makanya ketika ada masalah jadi bingung sendiri.

Tetapi melakukan dosa, menikmati hidup bebas yang dilarang agama, yang memberikan keuntungan dan kenikmatan pribadi terus saja dilakukan dengan diam-diam dan tanpa protes.

Bekerja dengan tidak serius dan jujur, korupsi waktu kerja, bolos kerja, dan sebagainya biasanya tidak dikeluhkan. Kecuali kalau sudah ketahuan, tetapi sudah terlambat.

Inilah yang dimaksudkan dengan masalah "no" tidak mau, tetapi berbuat dosa "yes" dan yes.

Semoga hidup menjadi lebih baik dan lebih berkualitas hari demi hari, dengan mampu mengelola masalah yang dihadapi sebagai arena melatih diri dalam segala hal dan tidak berbuat dosa yang hanya akan melemahkan dan membunuh jiwa Anda.

"Melalui masalah Anda akan bertumbuh lebih kuat, melakukan dosa akan membuat Anda pribadi yang lemah. Mau hindari yang mana? "

Yupiter Gulo, 15 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun