Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Hancurkan Hubungan Anda dengan Gosip

29 Mei 2019   08:20 Diperbarui: 29 Mei 2019   15:43 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ngegosip antar teman (Sumber: www.styl.id)

 

Tentang "gossip" sering dipelesetkan dengan singkatan dari "semakin di gosok semakin sip", sebagai ungkapan jenaka tetapi maknanya sangatlah negatif dalam segala hal. Artinya, gosip itu di bangun dari hal yang sangat sepele dan tidak bermakna sama sekali, tetapi karena terus di angkat dan dikembangkan maka menjadi besar dan seakan-akan sangat berbahaya.

Dampak langsung dari gosip terletak pada hubungan sosial antara sesama yang akan hancur berantakan bila dibiarkan dan tidak bisa kelola secara bijak. Gosip mampu merusak hubungan orang dengan orang lain. Tidak peduli, siapa saja orangnya, apakah hubungan suami istri, hubungan anak dengan orangtua, hubungan dengan saudara maupun dengan orang lain.

Ketika gosip di pahami sebagai sebuah kebenaran maka sendi-sendi dan dasar hubungan yang sudah terbangun selama ini akan luluh lantah hanya dalam waktu singkat.

Bila di cermati dengan baik, maka sesungguhnya gosip itu berbicara tentang situasi dengan seseorang yang bukan bagian dari masalah atau bagian dari solusi. Yang terjadi bila Anda membuat gosip adalah jika kita mau jujur, apa yang sedang dilakukan ialah membuat diri kita merasa sedikit lebih penting di atas penderitaan orang lain.

Bergosip berarti membicarakan tentang penderitaan dan masalah orang lain untuk membuat kita merasa secara moral lebih unggul dibanding mereka. Itulah bahayanya dan sakitnya gosip itu, karena sebenarnya merusak orang lain yang digosipkan tetapi pada saat yang sama juga merusak diri sendiri dengan kamuflase kesenangan pribadi yang semu dan sia-sia.


Sebagai makhluk sosial, gosip menjadi bagian dari dinamika kehidupan dalam sebuah komunitas sosial. Dan karenanya, urusan gosip menggosip ini sudah ada sejak manusia lahir di bumi yang fana ini. Jadi, bukan hanya saat kini saja. Dan dipastikan urusan bergosip ria ini akan terus mengiringi dinamika kehidupan manusia, siapapun Anda.

Bila Anda rajin membaca berbagai kitab suci, disana ada banyak kisah dan cerita yang juga menjelaskan bagiamana gosip ini bertumbuh ditengah-tengah umat manusia.

Ada sebuah kisah menarik  dalam Kitab Perjanjian Lama tentang sebuah keluarga yang bergumul dengan gosip, tentang Musa yang dikenal sebagai bapaknya orang-orang yang beriman teguh dan kokoh dalam hidup ini.

Disana dikisahkan bahwa Musa punya seorang saudara perempuan bernama Miryam yang bergosip dan menjelek-jelekkan Musa dengan orang banyak disekitarnya, dengan sangat bersemangat melakukannya.

Lalu, Allah memanggil Musa dan Miryam untuk mengatakan sesuatu sebentar. Dia berbicara dengan Miryam dan menegur Miryam bahwa apa yang dia lakukan itu, yaitu kesenangan bergosip adalah salah --- oleh karenanya maka pada saat itu juga, Allah menghukum Miryam dengan memberikan penyakit kusta kepadanya. 

Sangat mungkin Anda akan berpikir begini, "Wah, itu kedengarannya sangat mengerikan, tetapi saya juga mau itu terjadi pada orang-orang yang menggosipkan saya. Mungkin bukan atau tidak harus dalam bentuk penyakit kusta --- tapi mungkin flu perut kronis atau yang lain, jadi orang tersebut tahu bagaimana sakitnya itu."

Tetapi, yang menarik adalah tentang tindakan Sang Allah selanjutnya dengan si Musa yang digosipin oleh saudaranya Miryam.

Anda tahu apa yang Allah lakukan selanjutnya? Dia mengajak Musa untuk berdoa bagi kesembuhan Miryam --- orang yang bergosip menentang dia.

Inilah sesungguhnya pelajaran hidup yang sangat mahal dan berharga yang harus dilakukan oleh siapapun ketika mengalami kesakitan karena digosipkan, dibully, di hoakskan, maupun bentuk-bentuk lainnya. Yaitu, mendoakan orang yang menyakiti Anda.

Allah tidak mau setiap anak-anakNya rusak dan hancur karena perilaku menyimpang seperti menggosipkan orang lain. Sang Bapak itu menghendaki kedua anakNya itu selamat. Musa diselamatkan dari gosip dengan cara menghukum Miryam dengan penyakit kusta, tetapi Dia juga mau penyakit Miryam sembuh agar di sehat kembali.

Mungkin Anda dan siapapun telah tersakiti begitu dalam oleh gosip-gosip dan hal-hal yang sudah beredar di kantor tempat kerja, di rumah tangga, dilingkungan masyarakat, atau di kelompok-kelompok komunitas yang diikuti.

Inilah pesan dan perintah yang Allah katakan kepada Anda saat ini yaitu : "Doakan orang-orang yang bergosip tentangmu agar engkau dapat dimerdekakan dari segala luka dalam hidupmu."

Atau sebaliknya yang terjadi, yaitu sangat mungkin Andalah yang memulai gosip itu dan menyebarkan kemana-mana tentang orang lain. Makanya pesannya sama, yaitu masuklah ke kamarmu dan doakan mereka yang telah kamu gosipkan itu agar mereka selamat dan dirimu juga selamat.

Bergosip ria tergolong perilaku menyimpang dalam konteks kehidupan sosial dalam komunitas yang di hadapi. Dan karenanya gosip selalu dampaknya negatif baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, bahkan bagi eksistensi komunitas yang itu sendiri. Artinya, ketika gosip itu tidak bisa dikendalikan maka komunitas itu bisa hancur berkeping-keping.

Negara sekalipun bisa hancur kalau gosip tidak bisa dikelola dengan bijaksana. Apalagi didalam era revolusi dan kemajuan yang luar biasa di bidang teknologi, informasi dan komunikasi, dimana data dan informasi itu begitu cepat berproduksi dan menyebar dengan kencangnya kepada siapapun tanpa hambatan. Revolusi informasi ibarat banjir bandang yang menerjang apa saja yang menghalanginya. Hanya mereka-mereka yang mampu mengelolanya bisa selamat dari hantaman banjir bandang arus informsi saat ini.

Tidak ada jalan lain selain dari setiap orang harus betul-betul berusaha sekuat tenaga untuk menjaga, memelihara dan merawat kerahasiaan yang memungkinkan Anda untuk tetap terhubung dengan orang lain secara produktif, sehat, dan tulus yang berkesinambungan dan menghidupkan.

"Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara." Apakah Anda tipe orang yang menyimpan rahasia orang lain sehingga mereka bisa percaya pada Anda? -- Amsal 11:13

YupG. 29 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun