Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Strategi Mengelola Berita Hoax di Media Sosial

3 Agustus 2018   23:21 Diperbarui: 4 Agustus 2018   00:26 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.academicindonesia.com

Para dosen sebagai panutan didepan kelas dipastikan akan sangat beresedia untuk melakukan tugas melawan berota hoax ini secara ilmiah akademis dan melibatkan mahasiswa secara akitf dan praoktif.

Lembaga-lembaga keagamaan akan menjadi isntrumen utama bagi Menag untuk memfasilitas para tokoh agama baik formal maupun tidak formal untk menjadi ujung tombak melawaan berita hoax itu. Mimbar kegamaan bisa dipakai oleh setiap tokoh, ustaz, pendeta, biksu dll menjadi pembawa berita baik dan bukan hoax.

Targetnya adalah merubah mind set masyarakat, memberikan pemahaman yang benar tentang bagaimana melihat dan menyaring setiap informasi dan berita yang terus menerus menggempur masyarakat dengan konten-konten negative yang memiliki daya rusak yang luar biasa. 

Target ini tidak muluk-mnuluk, karena hakekat manusia pada dasarnya adalah baik, mau baik, mau sempurna, mau damai, mau tenang dan mau suci adanya. Bila ini menjadi hakekat manusia, maka berita hoax akan menjadi musuhnya yang harus dihidari, dikelola dan dimusnahkan mulai dari lingkungan diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan komunitas.

Ini harus menjadi gerakan bersama seluruh rakyat yang mencintai kedamaian dan bukan kekacauan hanya karena berseliwerannya berita-berita berkonten negative. Budaya malu perlu dikembangkan ditengah-tengah masyarakat bila dia ketahuan menyebarkan berita hoax. Dengan demikian sanksi social akan diarasakan oleh mereka yang doyan dan gemar menyebarkan berita hoax.

Berita Hoax Tolok Ukur Kemajuan Bangsa

Harus diakui bahwa kemampuan masyarakat untuk mengelola berita hoax ini tergantung dari kemajuan masyarakat itu sendiri. Tesisnya dalah bahwa semakin maju suatu bangsa dan negara dan masyarakatnya maka bangsa itu memiliki daya tahan terhadap berita hoax. Demikian sebaliknya, apabila masyarakatnya masih terbekang maka dipastikan bahwa berita hoax akan memporak-porakan kehidupan social kemsyarakatannya.

Bila Indonesia masih saja dirusak oleh semacam berita hoax maka kita harus legowo mengakui bahwa memang kita masih terbelakang. Dan karenanya hidup masyarakat kita akan sangat akrab dengan berita hoax, bully, fitnah, dan lain-lain. Bila ini benar adanya, maka Indonesia harus bergegas untuk membangun republic ini menjadi salah negara maju didunia.

Mengejar ketertinggalan agar menjadi negara maju, tentu tidaklah mudah begitu saja. Tetapi, harus diakui bahwa jalur pendidikan bagi anak-anak bangsa Indonesia menjadi sarana yang bisa membebaskan rakyat pada berita-berita semacam hoax yang tidak ada gunanya. Semakin tinggi tinggat pendidikan masyarakatnya maka akan cepat meninggalkan konflik-konflik yang tidak ada faedahnya.

Berita Hoax, Politik, dan Perebutan Kekuasaan

Tidak biusa dipungkiri bahwa maraknya berita hoax tidak bisa dipisahkan dengan situasi politik di Indonesia yang nampaknya sejak reformasi bergulir tahun 1998 semakin panas dan panas. Apalgi tahun 2018 dan tahun 2019 menjadi tahun politik yang sangat panas suhunya. Selain proses pemilihan legislative diseluruh Indonesia juga pemilihanh Presiden dan Wakil Prfesiden tahun depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun