Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antara Lemahnya Penghayatan Nilai Pancasila dan Meningkatnya Terorisme

1 Juni 2018   10:28 Diperbarui: 4 Juni 2018   17:15 3970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang memberi pendapat bahwa harusnya, dalam era multi media dan media sosial yang sangat marak saat ini, metode yang tersedia untuk lebih efektifnya penguasaan nilai-nilai kebangsaan ini bisa dilakukan dengan mudah, murah, cepat dan sederhana.  Termasuk upaya untuk menyesuaikan dengan tingkat atau level capaian yang dikehendaki untuk penguasaannya.

Sekedar sebagai contoh, hari ini saja tanggal 1 Juni 2018, sebagai hari lahirnya Pancasila, beredar diberbagai media sosial, di group WA, dan sebagainya sebuah tulisan yang meringkas nilai-nilai Pancasila dan UUD 45 itu.  Saya sendiri menerima semuanya dalam semua Group WA yang saya miliki. Ringkasan tulisan itu, saya yakin juga Anda pasti sudah menerimanya, adalah yang diberi judul oleh pembuatnya adalah Butir-Butir Pedoman Pengahayatan dan Pengamalana Pancasila. Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

Dan bila Anda mencoba menggoogling tentang sumber informasi Pancasila dengan segala macam varian dan turunanya, Anda sangat kaget melihat begitu banyaknya bahan bacaan dan metode penghayatannya. 

Bila tidak ada strategi dan metode yang cocok dan tepat tentu saja tidak ada gunanya, artinya target agar setiap warga negara memiliki pemahaman mendasar yang benar dan dipedomani dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat tidak tercapai.  Dan saya pikir, disinilah sebetulnya masalah yang dihadapi saat ini.

Ketika saya menjadi mahasiswa 48 tahun silam, saya harus mengikuti Penataran P-4 sekian puluh jam secara substantive, dan metode sederhana, yaitu ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok, dan pembuatan tugas makalah serta presentasi. Karena dikelola dengan baik, saya masih mengingat beberapa hal yang menjadi pedoman dalam saya berperilaku. Salah satunya adalahtentang Pengendalian Diri. Saya sangat terkesan dengan materi pengendalian diri ini, karena membuat saya mampu menempatan diri dimana saja saya berada.

Demikian juga tentang keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia. Waktu itu saya terkagum dan terkaget-kaget ketika si penceramah menceritakan bahwa Indonesia ini sukunya banyak sekali, bahasa daerahnya ratusan, dan latar belakang kepercayaannya beragam sekali. Saya kaget dan sulit membayangkan bagaimana cara semuanya bisa bersatu menjadi Indonesia. Dan saya tahu jawabannya, yaitu Pancasila, UUD45, Bhinaka Tunggal Ika, dan NKRI. Tanpa ini semua kita bukan Indonesia.

Selamat Hari Jadi Pancasila 1 Juni 2018.

 Yupiter Gulo, 1/6/18

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun