Hari ini hari Kartini akan ku persembahkan puisi untuk Ibu kita Kartini
Ibu KartiniÂ
Sebelumnya kami bukan apa-apa
Kami menjadi budak di istana kami sendiri
Kami terus menanggukan kepala
Menuruti nasib yang ada
Tak berani kami melawanÂ
Demi keadaan yang katanya adalah untuk kebaikan
Â
1,2,3 apa ini kami tidak mengerti symbol ini?
Bagaimana cara menulis nama kami?
Bagaimana cara mengeja, membaca , dan menghitung?
Â
Tubuh kami yang cantik dinikmati oleh laki-laki tua yang beristri banyak
Aku tidak mau!!!!
Apalah daya kami melawanÂ
Seperti burung dalam sangkarÂ
Dikurung, dipingit, taktau bagaimana cara mencintaiÂ
Â
Tiba-tiba sosok anggun berani datangÂ
Tak gentar melawan takdirÂ
Kau perjungkan hak-hak kaummuÂ
Tak kenal lelah, walau tantangan menghadang
Â
Kau perkenalkan kami cara menulis , menghitung, membacaÂ
Cara menjadi wanita sejatiÂ
Wanita yang berani seperti
Wanita yang bukan hanya menjadi pelayan seorang priaÂ
Wanita yang hebat, pintar dan BerjayaÂ
Wanita yang pandai menjaga harga diri
Seperti dirimuÂ
Â
Jika kau tak adaÂ
Dan tak ada yang berani melawan aturan Â
Mungkin selamanya kami akan hidup dengan penuh anggukan
Menuruti aturan yang tak memihak kepada kami
Â
Terima kasih Ibu Kartini
Terima kasih Tuhan engkau telah menciptakan wanita sehebat Ibu Kartini