Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rencana dalam Penantian Mungkin, atau Keterlengahan

27 Maret 2023   11:08 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Eko Nugroho di pameran Galeri Bega, Australia. Foto M Hilmi Baiq (KOMPAS) https://www.kompas.id/baca/hiburan/2020/10/11/suara-dari-tenggara/  

Semuanya telah musnah. Mati tak berperi. Harapan itu kadang menjadi kenyataan. Sering bahkan. Tapi kali ini tidak sama sekali. Mereka-mereka telah meninggalkanku di kehidupan yang baru. Mungkin reinkarnasi ke alam yang kesekian. Gadis penjual teh kotak telah menjadi nyonyah sipir penjara. Sedang bapak itu, yang katanya tinggal di Kebumen sana, yang akan kumusyawarahkan dengan suami istri yang pernah menyelamatkanku itu, telah berpindah kehidupan. From dust to dust -ashes to ashes. Sedang Krakozhia telah hilang dari peta.

V

Aku bagaikan seorang pengembara. Pengembara yang menyewa seekor keledai --sebagai pembaca jalan- untuk membawanya ke suatu tempat yang jauh. (batinku tidak hanya "pembaca jalan" tapi pembaca cerita ini juga). Pemilik keledai itu juga ikut pergi bersamaku, beserta pengembara alias aku, berjalan di sampingnya untuk menuntun sang Keledai dan menunjukkan jalan.

Jalan menuju tempat yang dituju adalah jalan yang tandus. Tak ada kehidupan, barangkali hanya rumput yang tumbuh sesekali di sepanjang jalan. Sebentar ada semut yang berarak membawa sejumput makanan. Mungkin kue dari pengembara yang datang sebelumnya. Karena kadang tengkorak juga terlintas di lobang-lobang gerinda pikiran. Mereka di labirin kediktatoran penguasa sebelumnya. Mungkin tidak setegas Lee (LKY) atau sekaya Suharto, tapi dia hidup. Sempat hidup dan tengkorak tengkorak itu korban keberlanjutan penguasa.

Karena matahari masih menyinari, dan dia tetap setia dengan teriknya, kami sang pengembara berhenti sejenak dan beristirahat. Tidak ada tempat untuk berteduh dapat ditemukan di tempat itu, kami sang pengembara lalu duduk di bawah bayang-bayang sang Keledai. Tulisan Krakozia mulai lapuk kayunya, dan temanku menyentuhnya lalu tumbang beserta cor-corannya.

"Sekarang panas matahari juga telah mempengaruhi si pemilik keledai, sehingga pemilik keledai tersebut juga berharap untuk bisa beristirahat di bawah naungan bayangan sang Keledai, ia mulai bertengkar dengan pengembara dan mengatakan bahwa pengembara itu hanya menyewa keledainya, dan tidak termasuk bayangan dari sang Keledai. Tidak lama kemudian, mereka saling berkelahi tanpa menyadari bahwa sang Keledai berjalan pergi meninggalkan mereka berdua". Kami bertengkar memperebutkan sesuatu yang tidak nyata. Kami telah kehilangan harta yang paling utama.

VI

Anda telah tertipu. Anda telah tertipu, (bersambung)

 Keterangan: Ini cerpen saya muncul di memories FB, tertanggal Jumat Kliwon, 27 Maret 2015 (6 Jumadil Akhir 1948 Hijriyah). Negara "Krakozia" dikutip dari film The Teminal (Spileberg, 2004). Sedangkan Milton Friedman adalah pakar manajemen di eranya. Kalau Sukreni Gadis Bali bukankah semua sering mendengarnya. Sub-bagian V (kelima) mengutip sejumput dari dongeng Dua Orang yang Memperebutkan Bayangan Keledai,  dengan "ditambah tambahi" (orang Jawa bilang). Judul aslinya adalah "Perencanaan, perencanaan: Sebuah Cerita di Ujung Jalan. Dalam Penantian Mungkin. Atau Keterlengahan". Terinspirasi pernyataan atau retorika dari Prof Gunawan Sumodiningrat (Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM) dalam sebuah seminar, mungkin tahun 2007, kata beliau: APAKAH yang dimaksud "surga" itu? SUrga adalah ketika kenyataan atau realita sama dengan yang kita rencanakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun