Mohon tunggu...
Yuli Cahyani
Yuli Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 6 Pendidikan Matematika yang menyukai musik. Saya termasuk seorang introvert, MBTI saya adalah INFJ. Selain menyukai musik, saya juga sangat suka kebersihan dan kerapihan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan Matematika dan Konsekuensinya terhadap Performa Akademik

23 Maret 2024   05:30 Diperbarui: 23 Maret 2024   05:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kecemasan matematika adalah kondisi psikologis yang umum, terutama di sekolah. Kondisi ini sangat berdampak pada prestasi akademik seseorang, terutama dalam matematika, serta emosinya. Teori kecemasan matematika menyatakan bahwa kecemasan matematika adalah akibat dari interaksi antara elemen individu, sosial, dan lingkungan yang mempengaruhi persepsi dan respons individu terhadap matematika.

Predisposition genetik, pengalaman masa lalu, dan tingkat self-efficacy seseorang terhadap kemampuan matematika mereka adalah beberapa faktor individu yang dapat memengaruhi kecemasan matematika. Orang yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami kecemasan matematika atau memiliki pengalaman negatif dengan matematika di masa lalu cenderung lebih rentan terhadap kecemasan matematika. Selain itu, tingkat kepercayaan diri atau keyakinan diri seseorang dalam menyelesaikan tugas matematika dapat meningkatkan atau mengurangi kecemasan matematika seseorang.

Sebaliknya, faktor lingkungan juga berperan besar dalam menentukan tingkat kecemasan matematika seseorang. Tekanan dari orang tua atau guru, lingkungan belajar yang tidak mendukung, dan persepsi negatif tentang matematika adalah beberapa contoh situasi yang dapat memperburuk kecemasan matematika seseorang. Ini menunjukkan bahwa kecemasan matematika bukan hanya masalah individu; itu juga dipengaruhi oleh hal-hal dari luar.

Untuk meningkatkan pendidikan matematika, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan matematika dan dampaknya terhadap prestasi akademik sangat penting. Kecemasan matematika yang tidak teratasi dapat menyebabkan penurunan nilai, ketidakpercayaan diri, dan bahkan enggan untuk belajar matematika.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Matematika:

Faktor Individual


Salah satu faktor penting yang memengaruhi tingkat kecemasan matematika seseorang adalah faktor individual. Predisposisi genetik menjadi salah satu faktor yang mungkin berkontribusi besar terhadap tingkat kecemasan matematika seseorang. Studi telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara gen dan tingkat kecemasan matematika. Namun, pengaruh ini dapat bervariasi dari orang ke orang.

Selain predisposisi genetik, pengalaman masa lalu juga dapat berperan dalam kecemasan matematika. Orang-orang yang pernah mengalami kegagalan atau pengalaman negatif dalam mempelajari matematika cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki pengalaman positif.

Tak kalah pentingnya adalah tingkat self-efficacy seseorang terhadap kemampuan matematika mereka. Self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan diri mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika. Individu dengan self-efficacy yang tinggi cenderung lebih mampu mengatasi tantangan matematika dan memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah.

Dalam konteks pendidikan, pemahaman terhadap faktor individual yang mempengaruhi kecemasan matematika menjadi landasan penting dalam merancang strategi intervensi yang efektif. Dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik individu, upaya untuk meningkatkan kinerja akademik dan mengurangi kecemasan matematika dapat dilakukan secara lebih tepat dan efisien.

Faktor Lingkungan

Lingkungan juga sangat memengaruhi dan memperkuat kecemasan matematika seseorang. Kecemasan matematika dapat disebabkan oleh lingkungan belajar yang tidak mendukung atau tidak kondusif. Faktor-faktor seperti kurangnya dukungan dari orang tua atau guru, tekanan untuk mencapai hasil yang tinggi, atau penekanan yang terlalu besar pada nilai-nilai akademik dapat menambah beban belajar matematika bagi seseorang.

Selain itu, persepsi negatif terhadap matematika juga dapat berkontribusi pada kecemasan matematika. Jika seseorang merasa matematika adalah sesuatu yang sulit, tidak relevan, atau tidak penting, mereka cenderung mengalami kecemasan saat menghadapi materi matematika. Komentar atau pendapat negatif yang diterima dari orang-orang di lingkungannya dapat memperkuat persepsi negatif ini.

Guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memberikan dukungan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif dapat membantu mengurangi kecemasan matematika siswa dalam pendidikan formal. Selain itu, dapat membantu mengubah pandangan buruk tentang matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan aplikasi praktisnya, serta memperkuat nilai-nilai positif yang terkait dengan matematika.

Sekolah dan lembaga pendidikan dapat merancang program yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, meningkatkan motivasi, dan mengurangi beban kecemasan dalam mempelajari matematika dengan mempertimbangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi kecemasan matematika. Lingkungan pendidikan yang mendukung kemajuan akademik dan kesejahteraan mental siswa memerlukan kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat.

Konsekuensi Terhadap Performa Akademik

Performa akademik seseorang dapat sangat dipengaruhi oleh kecemasan matematika yang tidak teratasi, terutama dalam hal pemahaman dan pencapaian pelajaran matematika. Salah satu akibat umum dari kecemasan matematika yang kronis adalah penurunan nilai. Mereka yang sering mengalami kecemasan saat menghadapi ujian atau tugas-tugas matematika seringkali menghadapi kesulitan untuk menunjukkan kemampuan sebenarnya mereka, yang dapat dilihat dari hasil evaluasi atau penilaian akademik yang rendah.

Kecemasan matematika dapat menyebabkan seseorang tidak percaya pada kemampuan mereka dalam matematika, selain kehilangan nilai. Orang-orang yang cemas atau tidak yakin dengan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah matematika cenderung mengalami kesulitan untuk membangun rasa percaya diri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan lingkaran setan: kecemasan matematika menurunkan kinerja, yang kemudian meningkatkan kecemasan.

Jika seseorang merasa sangat cemas atau tidak nyaman saat belajar matematika, mereka cenderung menghindari situasi atau tugas yang terkait dengan matematika. Ini adalah salah satu efek yang lebih luas dari kecemasan matematika terhadap prestasi akademik. Hal ini dapat menghambat kemajuan mereka dalam matematika dan membatasi pilihan karir di masa depan.

Pendekatan yang holistik dan berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi dampak negatif kecemasan matematika terhadap prestasi akademik. Bukan hanya menangani gejala kecemasan secara individu, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, memotivasi, dan memberdayakan individu untuk mengatasi tantangan matematika. Pendidik dan pembuat kebijakan dapat membuat rencana intervensi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan dengan mengetahui dengan jelas bagaimana kecemasan matematika berdampak pada prestasi akademik siswa.

Kesimpulan

Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan matematika dan dampaknya terhadap prestasi akademik, penting untuk memahami bahwa keberhasilan dalam pendidikan matematika tidak hanya bergantung pada kemampuan kognitif individu, tetapi juga pada keseimbangan antara elemen psikologis dan lingkungan yang memengaruhi proses pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan teori kecemasan matematika, telah diketahui bahwa kecemasan matematika adalah fenomena kompleks yang memiliki efek jangka panjang terhadap keberhasilan akademik seseorang.

Penting untuk diingat bahwa kecemasan matematika dapat memengaruhi orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan dapat muncul di semua tingkatan pendidikan. Oleh karena itu, dalam menangani kecemasan matematika, pendekatan yang inklusif dan holistik diperlukan, mulai dari upaya pencegahan hingga intervensi yang tepat dan berkelanjutan. Lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk membuat lingkungan belajar yang mendukung, memberdayakan, dan memotivasi orang untuk mengatasi kecemasan matematika dan mencapai potensi akademik mereka sepenuhnya.

Yang telah dijelaskan sebelumnya tentang dampak kecemasan matematika terhadap prestasi akademik menunjukkan bahwa perlu ada tindakan preventif dan rehabilitatif yang lebih proaktif untuk mengatasi masalah ini. Untuk membuat lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi setiap siswa, strategi intervensi yang berfokus pada meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan self-efficacy, dan meningkatkan kemampuan untuk mengelola kecemasan matematika sangat penting.

Sebagai penutup, pemahaman mendalam terkait teori anxiety mathematics dan dampaknya terhadap performa akademik memberikan panggilan untuk terus melakukan penelitian, pengembangan program, dan pelaksanaan kebijakan yang berfokus pada kesejahteraan siswa dalam mempelajari matematika. Dengan demikian, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan dalam bidang matematika dan mengoptimalkan potensi akademik mereka. Melalui komitmen bersama, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, berdaya, dan berorientasi pada pertumbuhan bagi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun