Mohon tunggu...
Yulianita Diah Utami
Yulianita Diah Utami Mohon Tunggu... Guru - Guru Belajar

Mengajar itu menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyenangkan, Mendampingi Sambil Belajar Praktik Baik

30 September 2021   10:55 Diperbarui: 30 September 2021   11:19 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendampingi Sambil Belajar yang Menyenangkan

Bersama Guru Sekolah Mitra Program PINTAR

Tanoto Foundation

Yulianita Diah Utami

Guru MI Muhammadiyah Sedayu dan Fasilitator Daerah Program PINTAR

Email yulianita.du@gmail.com

Belajar merupakan proses yang tidak pernah berhenti dan tidak memandang pelaku. Begitu juga dengan guru, bahkan dengan pengalaman yang sudah sangat banyakpun tetap harus belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu dengan lingkungannya melalui pengalaman atau latihan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru (Aunurrahman, 2010: 35). 

Hal ini juga dialami oleh guru sekolah mitra Tanoto Foundation program PINTAR. Dalam bermitra dengan Tanoto Foundation, guru diberikan pelatihan untuk menerapkan praktik baik dalam mengajar. Pengalaman ini sangat mengesankan terutama bagi penulis sebagai pendamping. Pendampingan yang dilakukan oleh penulis juga merupakan proses belajar yang sangat bermakna.

Pada pelatihan ini yang sangat menarik adalah dilakukan secara modelling. Pendamping sebagai fasilitator berperan nyata sebagai guru dan terdamping atau guru berperan sebagai siswa. Hal ini sangat bermakna bagi para guru karena dapat meniru model dalam mengajarkan pembelajaran kepada peserta didik di sekolah masing-masing.

Ingat MIKiR

Pelatihan yang dilakukan selama tiga hari serta dilakukan dua kali dalam dua tahun. Pelatihan yang pertama adalah mengenai praktik baik. Praktik baik ini menekankan pada pembelajaran bermakna yang sering disingkat dengan MIKiR. MIKiR merupakan kependekan dari Melakukan, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi. Artinya bahwa dalam suatu proses pembelajaran yang bermakna, siswa melakukan proses tersebut secara utuh meskipun tidak berurutan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Apakah MIKiR itu? Seperti yang sudah sedikit diuraikan pada paragraf sebelumnya bahwa MIKiR merupakan suatu kependekan. MIKiR sangat ditekankan untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna. Mengapa harus MIKiR? 

Karena dengan melakukan, peserta didik diharapkan agar dalam belajar tidak hanya mengingat atau sekedar mengetahui dan melihat, namun peserta didik harus melakukan atau sebagai subjek dalam mempelajari suatu materi. Hal ini sesuai dengan tuntutan belajar dengan berfikir tingkat tinggi, pada level kognitif Taksonomi Bloom. 

Seperti yang dikatakan Anderson bahwa tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampuan untuk mengingat cukup mudah dirumuskan, akan tetapi tujuan pendidikan yang menanamkan kemampuan mentransfer lebih sulit dirumuskan, diajarkan dan diakses (Anderson, 2015: 96).

Selanjutnya adalah interaksi, dalam hal ini peserta didik diharapkan dalam pembelajaran saling melakukan interaksi dengan berdiskusi, tanya jawab sambil bermain serta mengkomunikasikan pemikiran yang mereka temukan. "Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan efisien. 

Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan..." (Muh. Rizal, 2018:17). Dengan mengkomunikasikan hasil diskusi peserta didik akan banyak sekali manfaat yang diperoleh yaitu melatih kepercayaan diri, melatih public speaking, serta menambah pengetahuan bagi peserta didik yang diperoleh dari hasil pemikiran peserta didik yang lain.

Kunjung Karya, Komunikasi yang Bermakna

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Salah satu kegiatan dalam mengkomunikasikan hasil diskusi peserta adalah melakukan kunjung karya. Kunjung karya ini dilakukan secara bergantian oleh setiap peserta untuk mengunjungi hasil karya kelompok lain. Kelompok yang dikunjungi bertugas menjelaskan dan mempresentasikan hasil karyanya. Dalam kegiatan ini juga dilakukan Tanya jawab dan saling memberikan masukan. Kelompok yang mengunjungi bertugas mencatat atau menulis pengetahuan yang diperoleh dari kelompok yang dikunjungi.

Kegiatan kunjung karya dalam proses pembelajaran merupakan salah satu cara mengkomunikasikan yang menyenangkan. Terutama pada peserta didik hal ini sangat perlu dilakukan agar menghindari kebosanan belajar karena siswa lebih aktif dan tidak hanya duduk mendengarkan pemaparan kelompok lain. 

Menurut Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP, Ni.Kt. Suarni dalam Ita kejenuhan belajar adalah kondisi emosional yang terjadi terhadap seseorang yang telah mengalami jenuh secara mental maupun fisik sebagai tuntutan dari pekerjaan yang terkait dengan belajar yang meningkat (2016:26). Dari pendapat tersebut maka untuk menghindari kebosanan akibat belajar maka perlu dilakukan suatu aktivitas belajar yang menyenangkan, salah satunya adalah melakukan kunjung karya.

Model Pembelajaran dalam IPS

Pelatihan  yang kedua materi pokoknya adalah mengenai model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran. Dalam pelatihan ini penulis berpengalaman mendampingi peserta untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, karena disesuaikan dengan bidangnya.

Model pembelajaran yang sesuai untuk mata pelajaran IPS ada tiga model, yaitu Discovery Learning, Problem Based Learning (PBL) dan Projek Based Learning (PjBL). Ketiga model pembelajaran ini dilatihkan secara nyata mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Untuk model discovery learning yang ditekankan adalah menemukan suatu pengetahuan baru dari materi yang dipelajari. Penemuan tersebut kemudian dibuktikan kesesuaiannya dengan data yang ada. "Model pembelajaran discovery learning adalah pembelajaran yang mana bahan pelajarannya dicari serta ditemukan sendiri oleh peserta didik lewat berbagai aktivitas, sehingga dalam pembelajaran ini tugas guru lebih kepada fasilitator dan pembimbing bagi peserta didik" Sanjaya (2006:128). 

Dalam pelatihan yang digunakan adalah materi pembelajaran mengenai dampak game online. Dampak game online sebagai bentuk interaksi baru yang sering dilakukan oleh peserta didik memiliki dampak positif dan negatif kemudian setelah menemukan dampaknya peserta didik menentukan sikap terhadap game online. 

Model yang kedua adalah Problem Based Learning atau biasa disingkat dengan PBL. Model ini menekankan pada kemampuan memecahkan masalah. Peserta didik diharapkan mampu berpikir tingkat tinggi untuk dapat menemukan pemecahan permasalahan yang dialami secara nyata dan sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. 

Saat pelatihan, materi yang dijadikan sebagai contoh adalah menjaga lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya. Namun telah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari bahwa sampah merupakan masalah yang sampai saat ini belum ditemukan cara yang efektif untuk menguranginya. Sehingga dengan permasalahan tersebut peserta diharapkan mampu menemukan pemecahannya.

Model pembelajaran selanjutnya yang sesuai dengan mata pelajara IPS adalah Projek Based Learning atau sering disingkat dengan PjBL. Model pembelajaran ini menekankan pada pelaksanaan sebuah proyek sehingga menghasilkan suatu produk. Lebih jauh lagi produk yag dihasilkan diharapkan bermanfaat bagi peserta didik. 

Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based Learning, atau PJBL adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan beru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. 

PjBL dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat perencanaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan (Sani, 2013:173). Sehingga dengan model PjBL peserta didik dilatih untuk mampu membuat suatu perencanaan yang matang, komunikasi yang baik sehingga menyelesaikan proyek yang dikerjakan dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan.

Pelatihan yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran PjBL adalah mengenai materi pemanfaatan sumber daya alam. Peserta diminta untuk membuat sebuah proyek yang memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekitar yang bisa menghasilkan suatu produk. Pesertapun membuat aneka olahan buah, mulai dari es buah, rujak, sup buah dan salad buah. Sangat menarik tentunya, hal ini yang menjadikan pendamping terkesan. 

Hasil olahan buah tersebut kemudian dijual dengan harga yang terjangkau namun tetap mendapatkan keuntungan. Hal ini juga bisa melatihkan pada peserta didik jiwa kewirausahaan, jadi sambil belajar juga bisa mendapatkan uang.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Sangat menyenangkan sekali pelatihan dengan modelling seperti yang tergambar pada foto di atas. Hasil pelatihan tersebut juga segera diterapkan oleh para guru terdamping kepada peserta didik di sekolah masing-masing. Peserta didik yang menjadi sasaran pokok dari pelatihan tersebut juga merasa senang dan tidak mengalami kebosanan dalam belajar.

Program PINTAR yang diadakan oleh Tanoto Foundation ini sangat membantu guru sekolah mitra dalam mengembangkan diri dan membantu melakukan inovasi dalam proses pembelajaran sebagai tugas utama sebagai guru. 

Pelatihan yang menyenangkan serta bermakna sangat membekas sebagai suatu pengalaman yang mengesankan bagi para guru terutama penulis sebagai fasilitator daerah. Program PINTAR juga memberikan pelatihan mengenai budaya baca dan literasi bagi sekolah mitra. 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. Dan Krathwohl, D.R. 2015. Kerangka Pembelajaran, Pengajaran Dan Assesmen, Yogyakarta, Pustaka Belajar

Aunurrahman. (2010). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dwi, Hani, M.U. 2019. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Kelas V, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma

Novita, Dian. 2016. "Pengembangan LKS Berbasis Project Based Learning Untuk Pembelajaran Materi Segitiga di Kelas VII". Skripsi (Naskah Publikasi). Inderalaya: Universitas Sri Wijaya

Rizal, Muh. M. 2018. Komunikasi Pembelajaran. Jurnal Ilmu Kependidikan & Keislaman. Vol. 2 No. 1. Bandung

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Suprapto, 2013. Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jatiyoso Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Segitiga. Skripsi (Naskah Publikasi). Surakarta : Universitas Muhammadiyah

Vitasari, Ita. 2016. Kejenuhan (Burnout) Belajar Ditinjau Dari Tingkat Kesepian dan Kontrol Diri pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta. Skripsi (Naskah Publikasi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

https://meenta.net/pembelajaran-discovery-menurut-ahli/ diakses 22 Agustus 2020 jam 15.03 WIB

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2075/2/T1_262010769_BAB%20I.pdf diakses 23 Agustus jam 09.42 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun