Mohon tunggu...
Yulianita Abu Bakar
Yulianita Abu Bakar Mohon Tunggu... Guru - Guru

There are things more important than happiness (Imam Syamil's son)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Surgei, dan Dinginnya Kota Tomsk

17 Maret 2024   03:54 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:27 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Pixabay.com

Kami berjalan menyusuri jalan setapak. Kembali ke rumah. Aku memeluk tangan Surgei, sesekali menatap wajahnya. Tersenyum, tersenyum lagi. Tidak ada sepatah kata, hanya senyum.

Kami tidak langsung ke rumah. Surgei mengajak ku ke sebuah rumah yang tidak jauh dari rumah Mr. Yuri. Kami berhenti di depan Rumah kecil ber-cat biru, dengan halaman yang luas. Surgei tidak menekan bel. Seorang suster membukakan pintu untuk kami. Mereka berbicara bahasa Rusia, Yang aku tahu, Surgei menyebut nama Nicole.


Kami di minta menunggu, dan tak lama kemudian kami diizinkan masuk. Aku di minta duduk di ruang depan. Dan Surgei menuju sebuah kamar. Aku duduk diam dengan banyak pertanyaan di kepala.

10 menit berlalu dan Surgei mengajak ku  untuk berkenalan dengan Nicole. Dengan ragu aku masuk, langkahku terhenti di pintu kamar, mataku tertuju pada seorang wanita tua.Mungkin umurnya 90 tahun atau lebih. Ia Duduk di tepi ranjang dan tersenyum. Surgei memegang tanganku, dan memberikan tanganku pada Nicole. Nicole menyapaku, Aku memeluknya, dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Aku sibuk dengan pikiran ku; siapa lagi ini? Apa hubungan Surgei dengan wanita ini? dan berbagai pertanyaan lainnya.

Hari berganti, minggu ke bulan. Aku yang telah menerima takdirku. Menemukan kembali semangat hidup. Ramadan pertama di kota dingin ini, Aku akan bangun sahur untuk memasak, berkebun di pagi hari, merapikan rumah , kemudian menyapa Mr. Yuri di tempat tidurnya. Sesekali ikut menemani Surgei berbelanja dan duduk di jendela kamar Mr. Yuri untuk menemani Surgei membaca.  

Aku juga memetik bunga winter aconite  yang tumbuh liar untuk ku hadiahkan pada Nicole. Aku mengunjungi Nicole setiap hari. Meski Nicole memiliki suster pribadi yang di sewa oleh anaknya, Ellies. Tapi Nicole sangat kesepian. Putri semata wayang nya itu, tinggal di Moskow dan tidak ingin repot-repot merawat ibunya.


Tidak ada kegiatan pergi ke Masjid untuk salat Tarawih bersama. Tidak ada kedai,restoran atau cafe yang tutup di siang hari. Light snow yang menambah dingin Tomsk, begitu pun hatiku yang menjalani puasa ramadan jauh dari kampung halaman.

Selesai....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun