Mohon tunggu...
yuli akhadiyanti
yuli akhadiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda dan Dunia Digital: Saatnya yang Muda yang Berkarya

21 Oktober 2021   06:42 Diperbarui: 21 Oktober 2021   06:47 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Yuli akhadiyanti Mahasiswa Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Berbicara tentang pemuda erat kaitannya dengan usia muda yang memiliki semangat yang tinggi. Seperti halnya yang dikatakan oleh Bung karno "berikan aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia". Itulah mengapa besar harapan yang diberikan kepada para pemuda yang memiliki potensi tinggi untuk membawa perubahan dan memajukan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang  dengan segala rencananya yang visioner.

Seiring perkembangan zaman generasi muda memiliki istilah lain yaitu disebut sebagai generasi millennial, sebuah istilah yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Walaupun zaman sudah jauh berkembang dan sudah banyak sekali terjadi perubahan semangat para pemuda untuk membawa perubahan harus tetap dijiwai.

Karena para generasi muda atau kaum millennial-lah yang akan menyambut tonggak estafet kemajuan bagi masyarakat Indonesia untuk generasi-generasi berikutnya dengan defacto of power yang mereka miliki. Itulah mengapa kita harus mendukung penuh dan memberi kesempatan, agar para pemuda Indonesia dapat berkarya melahirkan konsep, ide kreativitas brilian dalam mrmbangun Indonesia ke depan.

Kaum millennial saat ini bukan lagi berhadapan dengan penjajahan dan peperangan, tetapi yang dihadapkan adalah dunia yang penuh dengan 'kemewahan'. Dimana mereka dihadapkan dengan revolusi industry 4.0 yang segala halnya berjalan dengan begitu cepat. Di era yang serba menggunakan artificial intelligent atau kecerdasan buatan membuat kehidupan mereka sangat dekat dunia digital. Perubahan tersebut juga akan menjadi tantangan bagi generasi millennial, mereka harus terus belajar dan menyesuaikan diri agar bisa berkembang dan tidak terlena karena dimanjakan dengan 'kemewahan' tersebut.

Cara agar para pemuda atau generasi millennial mampu bertahan dan menyesuaikan diri adalah mereka harus mampu melihat peluang dari kemajuan teknologi dan era digitalisasi ini. Saat ini pekerjaan yang menghasilkan tidak hanya tersedia di sektor formal seperti perkantoran atau sektor pemerintahan saja, sektor informal juga saat ini memiliki pasar yang luas, karena yang sedang menjadi tren adalah bagaimana kita merubah  atau memanfaatkan hobi sebagai pekerjaan.

Perubahan tersebut juga dikarenakan perkembangan zaman gaya hidup kaum millennial yang juga berubah, jadi yang harus dilakukan adalah untuk terus berkembang menyesuaikan zaman. Begitu pula dengan teknologi, perkembangan tiap produknya akan mengikuti gaya hidup kaum millennial. Karena pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. Misalnya saja dengan gadget, semakin hari perkembangannya semakin pesat dan fitur yang disediakan sangat memanjakan penggunanya. Pada awalnya gadget diciptakan hanya untuk berkomunikasi jarak jauh, namun semenjak ada kecanggihan intenet yang dapat diakses pada segenggam tangan fungsinya kini telah berubah.

Karena seperti yang kita ketahui, sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi pengguna aktif media soial, saat ini mulai dari anak-anak hingga dewasa sudah menggunakan gadget yang mampu mengakses internet, bahkan bagi gadget sudah menjadi barang yang harus dimiliki. Dan yang paling banyak di akses adalah media sosial, aplikasi streaming video dan juga game online. Karena menurut data dalam urusan konsumsi hiburan, millennial menghabiskan 18 jam perhari untuk menikmati layanan tontonan on demand, bermain gim, atau sekadar menonton televisi konvensional.

Itulah mengapa disebutkan jika hal ini merupakan salah satu peluang untuk para pemuda berkarya, dan juga menjadi enterpreneur di media sosial. Tak hanya sebagai sarana hiburan gadget dan internet juga membuat para generasi millennial mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat.

Saat ini banyak sekali generasi muda millennial yang memilih profesi dengan memanfaatkan media sosial seperti youtuber, dan influencer atau yang biasa disebut dengan selebgram. Para youtuber sendiri biasanya membuat karya sesuai dengan yang mereka minati misalnya, karena memiliki ketertarikan dengan make up mereka menyuguhkan berbagai konten atau video seputar make up yang biasa disebut dengan beauty vlogger, yang memiliki bakat dalam bernyanyi membuat cover lagu atau menciptakan lagu, food vloger, bahkan yang memiliki hobi bermain game online bisa menyalurkan hobinya dengan membagikan video tentang gaming ataupun menjadi gamers yang professional. 

Dan masih banyak lagi hal lainnya yang disajikan sebagai konten oleh para youtuber sesuai dengan ciri khasnya masing-masing . Atau para generasi millennial yang menjadikan hobinya sebagai pekerjaan misalnya adalah mereka yang menjadi photographer karena berangkat dari hobi dan ketertarikan terhadap dunia fotografi.

Dan dengan perkembangan teknologi tersebut para generasi millennial juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan berbisnis. Karena pengaruh media sosial yang begitu besar, dapat digunakan sebagai sarana mempromosikan bisnis yang kita miliki. Itulah mengapa saat ini ada profesi yang disebut sebagai 'selebgram' karena orang tersebut memiliki banyak pengikut dan mampu memberi pengaruh atau 'influence' untuk barang atau jasa yang dipromosikan melalui akun media sosial pribadinya.

Ataupun saat ini sudah banyak platform yang mampu menyediakan lapak untuk berjualan secara online atau yang disebut dengan e-commerce atau marketplace. Banyak keuntungan yang dihasilkan jika menggunakan penjualan secara online, salah satunya adalah mampu menjangkau lebih banyak pelanggan baik didalam ataupun diluar negeri. Dan juga dengan membuka usaha, para kaum millennial mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain. 

Bahkan saat ini sudah banyak pengusaha muda yang sukses karena merintis karirnya dengan berjualan online, yang awalnya hanya menjadi reseller atau berjualan dengan skala kecil hingga mampu mengembangkan usahanya dan menjadi usaha yang berskala besar dan memiliki banyak karyawan atau pekerja.

 Dengan para pemuda yang  peka dan mampu melihat peluang pasar dan menjadikannya sebagai pekerjaan menjadi hal yang membanggakan. Terlebih lagi dengan segala kemampuan dan pemikirannya yang kreatif dan inovatif menjadi angin segar bagi Indonesia, bahwa kedepannya mereka bisa terus berkembang dan sukses dalam berkarir untuk masa depan yang lebih baik. Namun kembali lagi kita harus mengingat bahwa ketika ada dampak positif maka akan ada dampak negatifnya. 

Begitu pula dengan kecanggihan teknologi yang saat ini kita nikmati. Untuk itu kita juga harus berusaha untuk meminimalisir dampaknya negatifnya. Misalnya kecanduan gadget yang menyebabkan kegiatan sehari-harinya terganggu ataupun  kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu juga karena dekat dengan dunia maya, memiliki pengetahuan tinggi dalam menggunakan berbagai platform media sosial dan gadget, ternyata juga melahirkan titik lemah bagi para generasi millennial yang sangat bergantung kepada internet. Titik lemah tersebut berdampak buruk terhadap keamanan bahkan privasi dari kehidupan pribadi mereka para generasi millennial di dunia maya.

Jadi yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana memberikan edukasi kepada para generasi millennial yang dunianya erat dengan internet, tentang penggunaan teknologi yang baik dan bermanfaat di zaman yang serba digital seperti ini. Dengan memberikan pemahaman bahwa banyak sekali manfaat atau kelebihan dari penggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas diri kita, dan juga sebagai usaha untuk menciptakan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Serta menjelasakan bagimana dampak negatifnya mempengaruhi masa depan jika penggunaannya disalah gunakan.

REFERENSI 

Demartoto, A. Dinamika Pemuda Terkini. Jurnal Studi Pemuda, 1(2), 179

Muqsith, M. A. (2019). Pemuda, Globalisasi dan Perubahan Sosial. ADALAH, 3(4).

White, B., & Naafs, S. (2012). Generasi antara: refleksi tentang studi pemuda        Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 1(2), 89-106

https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-generasi millennial/0/sorotan_media

https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/ybJGEg4k-saatnya-yang-muda-berkarya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun