Mohon tunggu...
Yulia Wulandari
Yulia Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menyanyi dan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Situs Penyebar Islam di Desa Kutaliman Makam Dalem Santri dan Makam Ibu Siti Saniyah

19 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 19 Desember 2022   15:17 2856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Ketika berziarah harus dalam keadaan suci dari haid.

Sebelum berziarah, peneliti menuju titik kumpul di rumah warga untuk menunggu warga setempat.

Apabila warga sudah berkumpul, jamaah ziarah akan berangkat bersama dengan berjalan kaki melalui medan yang dipenuhi persawahan kemudian masuk ke hutan disertai dengan membaca sholawat sepanjang jalan. 

Ketika sampai di area luar pemakaman, jamaah diarahkan untuk membersihkan diri dan membasuh muka di pancuran yang ada di tempat tersebut.

Setelah bersuci, dilaksanakan do'a bersama untuk Ibu Siti Saniyah dan seluruh para penyebar Islam yang ada di Desa Kutaliman.

Setelah selesai berdo'a, kami pulang menuju kediaman warga dengan jalur yang berbeda dari keberangkatan.


Setelah melaksanakan ziarah, peneliti mendapatkan sejarah mengenai Ibu Siti Saniyah yang ternyata juga seorang pejuang agama di Desa Kutaliman. Awal mula beliau menjadi salah satu tokoh penyebar Islam di Desa Kutaliman yaitu, dahulu beliau seorang tentara wanita dan memiliki saudara perempuan bernama Siti Qomariyah. Beliau merupakan tokoh pendatang sekaligus pejuang yang menyebarkan islam melalui jalur kebudayaan Ronggeng. 

Alasan beliau menyebarkan islam melalui kebudayaan ronggeng yaitu dikarenakan pada saat itu kepercayaan yang diyakini masyarakat Desa Kutaliman masih mengikuti nenek moyang, selain itu dahulu Indonesia juga sedang dijajah oleh Belanda sehingga penyebaran agama islam sangat dikawal ketat pada masa itu.

Kebiasaan yang beliau bawa dalam kesehariannya yaitu menggunakan baju yang berwarna cerah seperti merah, kuning, hijau, yang mana pada masing-masing warna melambangkan filosofi tersendiri. Selain filosofi yang terdapat dalam baju yang dikenakan oleh Ibu Siti Saniyah, dalam kebudayaan ronggeng juga terdapat filosofi ketuhanan yang terdapat dalam alunan musik yang mengirinya yaitu neng nang ning nung gung, yang memiliki arti :

Neng : berdiri, sadar, semedi

Nang : menang (orang yang terpilih dalam amal perbuatan baiknya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun