Ya, Bu Elly wali kelasnya merasa sangat gemas, meski pintar nilai Adi tak pernah cemerlang.Â
"Di, nanti jadi lho," kata Nando teman sebangku yang juga tetangganya. Rumah mereka hanya dipisahkan oleh gang. Siang itu keduanya dalam perjalanan pulang sekolah.
Nando adalah teman yang menyenangkan. Sejak dekat dengannya Adi sering diajak mabar atau main bersama game online.
"Waduh, tugas matematika ku belum beres Ndo, tadi aku disetrap Bu Elly," kata Adi resah.
"Halah, matematika kan gampang. Kamu pinter gitu kok, buktinya sering memberi aku contekan dan benar," kata Nando lagi.
Adi menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Bagaimana ya?" Ia sungguh takut jika pekerjaannya belum lengkap. Tatapan marah Bu Elly tadi siang masih terbayang- bayang.
"Sudahlah, yang penting pasang alarm mu jam sembilan. Kita mabar, anak anak siap jam segitu," tukas Nando sambil terus masuk gang menuju rumahnya. Tidak dihiraukannya Adi yang masih galau.
Adi terus berjalan. Kata kata Bu Elly tadi siang masih terngiang.
"Adi, kamu sebenarnya anak pintar, daya tangkapmu luar biasa, tidak disiplin yang membuat kamu seperti ini. Besok, jika Adi tidak mengerjakan PR lagi, soal akan Ibu tambah,"
Duh, padahal soal yang hari ini  saja belum kelar, pikir Adi.