Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Trauma Sepak Bola

3 Oktober 2022   21:44 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:53 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanjuruhan, sumber gambar : JPNN.com

Korban yang jatuh demikian banyak.  Dalam sehari jumlah korban terus merangkak naik.  Suasana terasa agak menegangkan . Apalagi ketika ada pemberitahuan dari Dinas Pendidikan bahwa masing -masing sekolah harus mendata barangkali ada siswanya yang menjadi korban peristiwa Kanjuruhan. 

Mulailah kami para wali kelas mengumumkan di grup orang tua barangkali ada yang putera puterinya menjadi korban atau belum pulang sejak semalaman. 

Alhamdulillah semua siswa selamat. Ada satu siswa yang ikut menonton,  tapi bisa sampai di rumah dengan selamat meski matanya masih pedih. 

Rasa syukur kami masih berbalut kesedihan.

Ada beberapa sekolah yang ternyata siswanya menjadi korban peristiwa tersebut. Baik SMA,  SMK maupun SMP.

Menunggu kedatangan Ibu Khofifah di rumah korban, dokumentasi pribadi Eddy
Menunggu kedatangan Ibu Khofifah di rumah korban, dokumentasi pribadi Eddy
Agak siang ada pengumuman dari Pak RT bahwa ada warga kampung kami yang menjadi korban peristiwa Kanjuruhan.  Yang dua orang adalah suami istri, sementara satunya anak seusia SMA.

Yang membuat kami begitu terharu adalah suami istri ini meninggalkan seorang anak yang masih kecil.  Kira- kira kelas satu atau dua SD.

Menjelang pemakaman, Ibu Khofifah  menyempatkan mengunjungi rumah korban di daerah kami. 

Sedih sekali rasanya.  Menonton sepak bola yang selama ini adalah bagian penting dari kesenangan kami semua kini tiba-tiba menjadi sesuatu yang menyeramkan.  Korban yang berjatuhan mayoritas muda usia.  Bahkan ada pula anak kecil. 

Tahlil dan doa bersama di sekolah, dokumentasi pribadi Imam
Tahlil dan doa bersama di sekolah, dokumentasi pribadi Imam
Sebagai ungkapan duka pagi ini lapangan sekolah sudah dipenuhi siswa.  Mereka duduk dengan rapi sambil membawa Qur an. Ya,  hari ini upacara bendera tiap hari Senin diganti dengan doa bersama untuk korban peristiwa Kanjuruhan. 

Sekolah yang lain juga melaksanakan kegiatan yang serupa.  Kiriman foto dari seorang teman menunjukkan kegiatan doa bersama dan sholat ghoib untuk para korban Kanjuruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun