Orang itu melepas kacamata hitamnya. Â Senyum langsung mengembang di wajahnya.Â
"Mbak Wiwik lupa sama saya ya? " katanya. Mbak Wiwik terperanjat.Â
"Ya Allah... Â Hasaaan, Â pangling aku, " kata Mbak Wiwik senang. Â Yu Parti yang sudah membawa rujak pesanannya tidak jadi pulang.
Hasan. Siapa yang tidak kenal dia? Â Anak pak RT yang kabarnya sukses jadi pengusaha di kota besar. Â Dengar-dengar mau mencalonkan diri jadi anggota DPRD pula. Â Duh... Â Melihat penampilannya memang tampak mantap sekali.
"Katanya mau 'nyalon'? " tanya Yu Parti ikut nimbrung.
"Iya Yu, Â mohon doa restunya ya.., " kata Hasan merendah.
"Kok tidak pasang baliho San? " tanya Mbak Wiwik sok tahu.  Ia melihat dimana-mana sekarang ada baliho.  Baik yang mau mencalonkan jadi presiden atau entah jadi  apa lagi.Â
"Tidak usah Mbak Wiwik. Lebih manfaat kalau uang untuk pasang baliho dipakai makan sama-sama. Â Seperti makan rujak hari ini.., " kata Hasan sambil tertawa.
Mbak Wiwik tertawa senang. Â "Pinter kamu San, Â rakyat tidak butuh baliho.. Â Yang dibutuhkan sekarang bisa makan dan sehat...,"
"Ini rujaknya diantar ke rumah? "
" Nanti dibagikan ke rumah-rumah sekitar sini saja Mbak Wik.  Satu rumah dua bungkus.  Hitung-hitung syukuran saya pulang dari Jakarta, "