siswa sudah siap masuk google meet. Â Ya, Â link yang diberikan sejak seperempat jam yang lalu langsung direspon oleh siswa.Â
Meskipun jam masih menunjukkan pukul 07.00 , beberapaSabtu pagi itu, Â 45 siswa kelas 8 sudah siap di depan perangkat masing-masing guna mengikuti belajar bersama sebagai persiapan menghadapi AKM yang akan dilaksanakan di akhir Sepetember 2021.
Seperti di ketahui bersama,  sejak tahun 2020 ujian nasional(UN) sudah dihapus, dan sebagai gantinya adalah  Assesmen Nasional(AN).
AN meliputi AsesmenKompetensi Minimum (AKM), survey karakter dan survey lingkungan sekolah.
Ada banyak perbedaan antara AN dan UN, di antaranya adalah:
1. Jika UN diperuntukkan  kelas 9, maka AN akan diperuntukkan bagi siswa kelas 5,8 dan 11
2. Peserta UN adalah seluruh siswa kelas 9 sedang AN hanya sebagian siswa. Â Siswa ini langsung ditunjuk oleh pusat secara acak. Â Siswa diambil dari kemampuan tinggi, Â rendah juga sedang.
3. Berbeda dengan UN,  AN tidak mengukur kemampuan individu.  Hasil dari AN adalah umpan balik bagi sekolah tentang pelaksanaan pembelajaran  selama ini.  Tentang apa saja yang perlu diperbaiki dari pembelajaran  di sekolah selama ini.
4. Bentuk soal UN sangat berbeda dengan AN ( terutama AKM). Soal UN Â adalah pilihan ganda tunggal, Â sementara AKM ada lima jenis yaitu pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, Â menjodohkan, Â esai dan jawaban singkat. Untuk mengetahui bentuk soal AKM bisa dilihat di link https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/an/
TENTANG AKM
AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat ( Sumber: puspendik).
Dalam AKM yang diujikan ada dua yaitu literasi baca tulis dan literasi numerasi. Â Mengapa cuma dua? Kemampuan berliterasi baca tulis dan numerasi adalah bekal minimal bagi siswa untuk mempelajari ilmu yang lain.
Soal AKM bentuknya sangat berbeda dengan  soal UN.  Soal-soal AKM mengacu pada soal PISA (Programme for International Student Assessment )  dan TIMMS (Trends in International Mathematics and Science Study)
Ciri khas dari soal AKM adalah biasanya stimulusnya merupakan bacaan yang agak panjang atau berupa paparan data. Â Soal AKM membutuhkan penalaran yang lebih, sehingga siswa benar-benar dituntut lebih teliti dalam membaca.
Sehari sebelum pelaksanaan belajar bersama untuk persiapan AKM, Â siswa saya sudah mengikuti uji coba yang diadakan oleh sebuah penerbit buku pelajaran.
Ketika saya tanyakan pada siswa bagaimana komentar mereka  tentang soal AKM yang sudah dikerjakan kemarin? Jawaban yang muncul bermacam-macam.Â
Ada yang berkomentar bacaannya panjang, Â waktunya kurang dan soalnya sulit dimengerti. Sebenarnya ketiganya jawaban tersebut saling berkaitan. Â Karena bacaannya panjang, Â maka waktu yang diperlukan untuk memahami bacaan agak lama, Â akibatnya waktu mengerjakan terasa kurang dan kesan soalnya jadi sulit.Â
Hal tersebut bisa dipahami karena selama ini siswa kurang mengerjakan  latihan soal-soal yang memerlukan penalaran dan disajikan dengan bacaan yang agak panjang .
Lalu bagaimana solusinya? Â Membiasakan siswa berlatih soal model AKM. Juga hal yang amat penting adalah mengajak mereka untuk suka membaca.
Dengan suka membaca maka siswa akan lebih 'tahan' dengan bacaan yang panjang, Â juga bisa lebih mudah mencerna isinya.
Meningkatkan kegemaran membaca adalah PR besar kita saat ini, mengingat indeks baca  Indonesia yang masih rendah.  Tanpa kegemaran membaca mustahil rasanya siswa bisa belajar berbagai cabang ilmu dengan mudah.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang suka membaca. Â Semoga dengan AKM ini disamping bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara komprehensif, Â juga bisa meningkatkan indeks baca masyarakat Indonesia ke depannya.
Semoga bermanfaat. Salam edukasi :)