Dalam AKM yang diujikan ada dua yaitu literasi baca tulis dan literasi numerasi. Â Mengapa cuma dua? Kemampuan berliterasi baca tulis dan numerasi adalah bekal minimal bagi siswa untuk mempelajari ilmu yang lain.
Soal AKM bentuknya sangat berbeda dengan  soal UN.  Soal-soal AKM mengacu pada soal PISA (Programme for International Student Assessment )  dan TIMMS (Trends in International Mathematics and Science Study)
Ciri khas dari soal AKM adalah biasanya stimulusnya merupakan bacaan yang agak panjang atau berupa paparan data. Â Soal AKM membutuhkan penalaran yang lebih, sehingga siswa benar-benar dituntut lebih teliti dalam membaca.
Sehari sebelum pelaksanaan belajar bersama untuk persiapan AKM, Â siswa saya sudah mengikuti uji coba yang diadakan oleh sebuah penerbit buku pelajaran.
Ketika saya tanyakan pada siswa bagaimana komentar mereka  tentang soal AKM yang sudah dikerjakan kemarin? Jawaban yang muncul bermacam-macam.Â
Ada yang berkomentar bacaannya panjang, Â waktunya kurang dan soalnya sulit dimengerti. Sebenarnya ketiganya jawaban tersebut saling berkaitan. Â Karena bacaannya panjang, Â maka waktu yang diperlukan untuk memahami bacaan agak lama, Â akibatnya waktu mengerjakan terasa kurang dan kesan soalnya jadi sulit.Â
Hal tersebut bisa dipahami karena selama ini siswa kurang mengerjakan  latihan soal-soal yang memerlukan penalaran dan disajikan dengan bacaan yang agak panjang .
Lalu bagaimana solusinya? Â Membiasakan siswa berlatih soal model AKM. Juga hal yang amat penting adalah mengajak mereka untuk suka membaca.
Dengan suka membaca maka siswa akan lebih 'tahan' dengan bacaan yang panjang, Â juga bisa lebih mudah mencerna isinya.
Meningkatkan kegemaran membaca adalah PR besar kita saat ini, mengingat indeks baca  Indonesia yang masih rendah.  Tanpa kegemaran membaca mustahil rasanya siswa bisa belajar berbagai cabang ilmu dengan mudah.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang suka membaca. Â Semoga dengan AKM ini disamping bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara komprehensif, Â juga bisa meningkatkan indeks baca masyarakat Indonesia ke depannya.