Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Angker

13 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 13 Maret 2020   09:05 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kalau sosok itu memang hantu, seharusnya ia tak bisa menyentuh benda padat bukan? Lalu mengapa tirai itu bergerak saat disentuh olehnya? Tetapi kalau ia manusia, siapa dia? Gelandangan yang diam-diam mencari tempat bernaung di dalam rumah kosong? Tetapi mengapa ia tadi sepertinya memanggilku? Ya, aku yakin ia melambaikan tangan ke arahku, karena tak ada siapapun lagi di atas jembatan ini. Hanya ada aku.

 Setelah kakiku kembali dapat digerakkan, aku segera beranjak dari tempat itu dengan benak dipenuhi berbagai pertanyaan.

      ~o0o

 Aku kembali berdiri memandang ke arah rumah angker itu, saat senja telah berlalu. 

Jembatan yang dulunya ramai dilalui oleh para pejalan kaki dan sepeda motor ini, entah mengapa sekarang berubah menjadi sepi. Mungkin karena sudah ada jalur lain yang lebih disukai oleh masyarakat sekitar untuk melintas; atau jangan-jangan, mereka semua sudah melihat penampakan di dalam rumah angker itu beberapa hari ini sehingga tak ada lagi yang berani melewati jalan ini. Sebagai anak kos yang tinggal sendirian, aku tak banyak berinteraksi dengan warga sekitar, sehingga kemungkinan besar aku akan tertinggal berbagai berita terkini. 

Aku benar-benar tak mengerti dengan diriku sendiri. Di satu sisi aku merasa sangat takut, tetapi di sisi lain aku sangat penasaran. 

Mungkin aku terlalu banyak menonton film horror yang menceritakan tentang arwah penasaran yang membutuhkan pertolongan. Di dalam cerita itu biasanya si pemeran utama pada awalnya akan merasa ketakutan, tetapi karena kebaikan dan ketabahan hatinya, akhirnya ia bisa mengalahkan rasa takutnya dan membantu arwah tersebut untuk pergi ke dunianya. Yah, meskipun ada juga cerita yang berakhir tragis karena sang arwah ternyata adalah arwah jahat yang ingin membawa korban ke alam kematian.

 Dan tiba-tiba, sosok itu kembali muncul di balik jendela. 

Kali ini ia terlihat lebih jelas. 

Ia perempuan. 

Aku dapat melihat gaunnya yang berwarna putih, rambutnya yang panjang menutupi kedua sisi wajahnya, kedua relung matanya yang cekung dan gelap, serta bibirnya yang pucat pasi. Ia kembali mengangkat tangan dan melambai ke arahku; kali ini dengan gerakan lebih tegas, seolah memaksaku untuk datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun