Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sakti

25 Oktober 2017   11:32 Diperbarui: 29 November 2017   12:36 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kau ... pasti sangat tersiksa ya ?

Tak henti mendengar rentetan fitnah dramatis dari bibir-bibir kering bergincu demi sekedar memeriahkan suasana desa yang tak pernah ramai.

Didera hunjaman kebencian manusia-manusia sombong yang marah karena tak bisa menundukkanmu demi menuai banyak pujian.

Anak-anak kecil berlari kesetanan seolah teror gelapmu mengejar kemanapun mereka berlari dan mencari dimanapun mereka bersembunyi.

Para pengumbar sensasi menggambarkan penampakan tak nyata yang sesungguhnya hanyalah sepotong kecil ilusi murahan dari sudut terdalam pikiran gelapnya.

Kekuatan buruk yang dipindahkan dari  tempat asalnya silih berganti dijejalkan dalam pori-porimu dengan mengatasnamakan keselamatan makhluk lain.

 

Mereka memang tak mengerti.

Sama sekali tak mengerti.

Mereka tak tahu rasanya seumur hidup menghadapi tangan- tangan keji yang memetiki dedaunan dan mematahkan rantingmu sembari meracau demi mendapat jawaban atas masalah pelik sesaat mereka.

Kaki-kaki kebingungan yang meninggalkan jejak nestapa  pada akar-akar besarmu dan meresapkan getir kepiluan disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun