Mohon tunggu...
YUDI MASRAMID
YUDI MASRAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ben dan Kisah Besarnya (11)

1 Agustus 2022   10:50 Diperbarui: 1 Agustus 2022   10:56 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ben tidak  lagi betah di Boston  setelah bertengkar dengan saudaranya. gambar : fineart.america.com

Cerita semi biografi Benjamin Frankiln dari sumber sejarah. (11)

Mengantar koran adalah tugas Ben setiap pagi. Kesibukan mulai terasa bagi koran Boston Courant yang mulai laris. Disuatu pagi yang cerah, Ben mengantar koran.
Melempar kehalaman rumah.
"Hei anak muda, kesini duduk bersamaku," seorang lelaki pemilik rumah menyapanya dengan ramah.
"Terima kasih, aku harus menyelesaikan pekerjaanku," jawab Ben.
"Sebentar saja,tidak mengangganggu pekerjaanmu.Lagi pula ini juga berhubungan dengan koran," kata lelaki itu.
 
"Kamu bisa sampaikan dikantor koran kamu, " ujar lelaki itu pula.
Ben mengalah. Mendekati lelaki itu.

Ia seorangberpendidikan namun sangat ramah. Mengajak minum teh.


"Aku Peter Brown," lelaki itu memperkenalkan diri.
"Ben..Ben Franklin."
"Baiklah Ben, koran ini tidak asyik karena tidak ada lagi penulis Silent dogood."

"Apakah bapak menyukai tulisan penulis itu?"

"Iya, aku suka tapi tak ada lagi tulisan, senang dengan kritikannya, tapi  kenapa dia tidak menulis lagi?."

Itu jawaban langsung lelaki itu kepada Ben sangat menggelitik.

Bangganya Ben tulisannya diminati orang.
"Anda dapat menulis keluhan di koran kami, " jawab Ben.
"Sudah kulakukan, aku bertemu dengan pemiliknya James." Jawab sang lelaki.

Ben tersenyum  

***

"Ben, kamu menangani honor penulis, siapa penulis Silent Dogood?"  Tanya James.
Ben agak gelagapan.

"Tidak tahu, tulisannya diantar dan honornya diambil beberapa hari berikutnya."

"Tidak ada alamat?" Tanya James.
"Tidak," jawab Ben berkelit.
"Apa itu penting," Tanya Ben.
"Penting, surat kabar bisa laku karena pembaca suka tulisannya," jawab James.

Ben Franklin bertambah senang hatinya, dia akan mulai  membuat kejutan untuk kakaknya.

Tapi kakaknya tidak sabaran, James Franklin memasang iklan di surat kabarnya mengundang penulisnya untuk menulis lagi.

Ben lalu mengungkapkan identitas sebagai penulis kepada kakaknya.
"Aku penulisnya," jawab Ben dengan bangga.

"Silence Dogood nama samaran janda itu adalah aku, " kata Ben sedikit bergetar.

"Jangan bercanda," kata James.
"Kamu masih anak anak, tidak mungkin bisa menulis."
"Aku punya bukti, juga puisi dan tulisan lain," seru Ben.
 
Ben memperlihatkan buktinya.

Tapi bukan kebanggaan yang didapat Ben. James kakaknya sangat marah. Mula mula kaget setelah itu marah.
"Kau melanggar aturan," ujar James
Muka kakaknya merah.

"Aturan apa yang kulanggar?" Ben terkejut tiba tiba dan tidak terima dengan kemarahan kakaknya.

"Bekerja tanpa izin dan berbohong!" Kata James kasar.

James Franklin kakaknya tidak suka dihadapkan pada kenyataan bahwa Ben Franklin adiknya yang kecil  bukan lagi seorang pesuruh tapi penulis yang mahir dan disukai orang.

Dia merasa tersaingi. Dia tidak peduli bahwa sebenarnya itu juga sebuah keuntungan.

Penulis yang brilian, yang artikelnya menghiasi korannya, dan dia sendiri membuat iklan untuk saudaranya Ben untuk menjadi terkenal. James Franklin yang egois tidak mau itu terjadi.

Sejak kejadian itu, tanpa alasan James  bisa menggerutu sepanjang hari. Dia memperlihatkan wajah tidak sedap setiap melihat Ben.

Pertengkaran diantara dua saudara itu semakin meningkat. James selalu mencari alasan menyalahkan Ben.

"Kamu menulis tapi pekerjaan di percetakan sering kamu abaikan,"
tegur James.

"Tidak juga, pekerjaan cetak dan semuanya beres, lagi pula aku menulis juga untuk koran ini."

"Jadi kamu merasa sudah berhasil iya? Merasa pintar? Kamu tahu bahwa kamu jadi tidak disiplin. "

" Brother James,  kamu berlebih lebihan,  aku bekerja keras dan menulis adalah sampingan."

"Aku tak perlu tulisanmu, aku cuma tahu kamu melanggar perintah yang tertulis.
"Sampai sejauh itu..?"
"Ingat, kamu berbohong. Tidak boleh berbohong..."
"Itu pendapatmu  James ?"
"Iya," kata James galak.

"Kamu dipecat, kesalahan kamu terlalu berat, tahu?"
"Kamu memecat adikmu?" Ben bertanya  tidak percaya.

"Iya, akhir akhir ini kamu keras kepala, membuat tulisan tanpa izin dan banyak lagi," teriak James.

"Aku tak mau dipecat,"seru Ben.
"Jadi apa maumu?"
"Aku mau  berhenti," jawab Ben tak kalah keras.
"Kamu dipecat, bukan minta berhenti." James tetap bersikeras.
"Aku tidak mau dipecat, aku minta berhenti," jawab Ben semakin keras pula.

"Dipecat.!!"
"Minta berhenti."
"Dipecat..!!"
Berbalas ucapan itu membuat suasana semakin  tegang.

Bersambung 12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun