Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menerapkan Prinsip Lari Maraton untuk Menghadapi Quarter Life Crisis

25 Juni 2020   10:53 Diperbarui: 26 Juni 2020   17:13 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perlombaan marathon| source Unsplash.com

Setiap orang memiliki pacenya masing masing untuk mencapai garis finish, ada yang memiliki pace yang cepat seperi Eliud Kipchoge yang mampu menempuh 42 kilomter kurang dari 2 jam, ada pula yang memiliki pace lambat seperti saya yang baru bisa menempuh 21 kilometer dalam waktu 3 jam hehe.

Lebih lanjut mengenai Eliud Kipchoge bisa anda baca di "Marathon dan Melampaui Batasan Manusia".

ilustrasi berlari dengan pace cepat | source : unsplash.com
ilustrasi berlari dengan pace cepat | source : unsplash.com

Berlari dengan pace yang membuat kita nyaman, tidak perlu memaksakan berlari dengan pace yang cepat jika masih belum mampu, lari marathon adalah lari jarak jauh, yang dibutuhkan adalah kecepatan yang stabil dalam berlari.

Jika berlari cepat di awal maka di akhir lomba akan kehabisan stamina, jika terlalu menyimpan tenaga di awal, dan mengeluarkan semuanya di akhir, maka kita sudah ketinggalan dengan pelari lain.

Sejatinya lari marathon bukan lomba antar pelari, perlombaan yang terjadi adalah perlombaaan melawan diri sendiri untuk mencapai "Personal Best" atau catatan waktu terbaik yang bisa dilakukan untuk mencapai garis finish.

Inilah mengapa medali untuk para peserta lomba lari marathon bukan diberikan hanya untuk mereka yang tercepat mencapai garis finish, medali diberikan kepada semua peserta yang berhasil mencapai garis finish.

koleksi medali dan BIB yang saya miliki | dok. pribadi 
koleksi medali dan BIB yang saya miliki | dok. pribadi 

Prinsip Lari Marathon dalam Kehidupan.

Kehidupan seperti halnya berlari marathon, meskipun kita memulai di garis start yang sama dengan orang orang yang sebaya dengan kita, namun tidak semua orang bisa berlari dengan pace yang cepat, tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama, satu orang dengan yang lain memiliki kemampuan yang berbeda. 

Semua orang memiliki pacenya masing masing untuk mencapai garis finish, jika kita masih terus membandingkan diri kita dengan orang lain, maka kita tidak akan pernah puas dan hanya mengejar bayangan semu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun