Selepas itu, kami berdua pun mulai kembali mengatur jadwal untuk esok harinya, dan pada pertemuan kedua ini Cucu beserta keluarganya bisa ikut.
Nah, pada pertemuan kedua ini saya mulai menyusun kata buat bisa "menembak" hatinya Nurul, namun sayangnya keburu nervous yang mengakibatkan grogi dan malah ngawur.
Karena nervous tersebut, saya kembali meminta Nurul untuk kembali bertemu untuk keesokan harinya. Kali ini tempatnya di toko besi milik Nurul.
Oh ya, Nurul ini punya usaha dari keluarganya untuk mengelola sebuah toko besi yang menjual berbagai macam besi beton, cakar ayam, wiremesh dan lainnya.
Pada pertemuan ketiga ini, saya mulai menghilangkan rasa nervous dengan berkata jujur kepada Nurul bahwa saya suka dia dan berharap bisa merajut kasih hingga ke pelaminan.
Pengen tau jawaban Nurul? "Baik mas kita saling komunikasi aja dulu,"... mendengar jawaban tersebut akhirnya saya bisa bernafas lega.
Selepas itu, Nurul mengajak keluar untuk bisa menikmati kopi di hari terakhir saya di Kota Solo, karena pada keesokan harinya saya balik lagi ke Jakarta.
Selepas itu, komunikasi via WA masih berjalan. Hingga pada akhirnya lenyap tak berbalas, padahal saya sudah berusaha keras untuk bisa terus berkomunikasi.
Endingnya, hingga tahun 2025 ini komunikasi itupun putus total meskipun saya memiliki no hpnya (mungkin diblokir kali ya...heheh) dahlah kita cari lagi...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI