Mohon tunggu...
Yudi Hamdan Dardiri
Yudi Hamdan Dardiri Mohon Tunggu... Guru - Matematika

SMPN 2 Talaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Terbimbing Budaya Positif

24 Juni 2021   09:26 Diperbarui: 24 Juni 2021   10:11 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Apa kekuatan dan kelemahan saya dalam menerapkan budaya positif di sekolah/kelas?

Kekuatan yang saya miliki dalam menerapkan budaya positif di sekolah/kelas

a. Memiliki niat yang kuat untuk mengadakan perubahan atas ketidakidealan kondisi sekolah karena belum terlaksananya budaya positif secara maksimal

b. Berjiwa Mandiri

Keinginan sendiri yang kuat untuk menciptakan suasana budaya posisif sekolah tanpa harus mendapatkan perintah dan contoh dari atasan

c. Mampu berkolaborasi. 

Dalam menanamkan budaya positif di sekolah tidak akan bisa terlaksana jika hanya dilakukan oleh seorang tetapi membutuhkan peran aktif seluruh warga sekolah berjalan. Selayaknya sebagai guru penggerak harus mampu berkolaborasi dengan siapapun untuk membiasakan budaya positif di sekolah.

d. Kreatif

Ide kreatif muncul karena melihat suatu kondisi tak ideal di sekolah yang perlu sesegera mungkin diselesaikan dan dicari solusi. Kondisi yang degradasi karena tak adanya budaya yang dapat dipegang sebagai penjaga dan peningkat kredibilitas sekolah.

e. Konsisten

Terus melaksanakan suatu kebiasaan yang dianggap itu termasuk positif.

Kelemahan saya dalam menerapkan budaya positif di sekolah/kelas

a. Perlu bantuan dan dukungan pihak lain jika program yang akan dilaksanakan berimbas terhadap suatu sistem atau sekolah (program berskala besar)

b. Adaptasi yang cukup lama untuk mengenal peta lapangan dan objek ketika akan membiasakan budaya positif.

c. Terkadang suka sedikit mengendor semangatnya jika ada senior yang menjegal membiasakan budaya positif di sekolah. Walaupun tetap saja dilaksanakan walau hanya oleh sendiri.

d. Sedikit cuek ketika banyak yang tidak mendukung dalam melakukan perubahan. Jadi menanamkan pembiasaan sendiri. Sehingga pada akhirnya akan ada yang tergerak dan tersadarkan bahwa membiasakan budaya positif baik untuk meningkatkan konduktifitas sekolah.

 

2. Apa perubahan yang akan saya lakukan untuk dapat menerapkan budaya positif di sekolah/kelas?

a. Membiasakan budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun (5S) baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

c. Memposisikan diri sebagai guru, teman dan orang tua bagi peserta didik

d. Menerapkan disiplin positif yang agar menjadi peserta didik pribadi yang penuh hormat dan bertanggung jawab.

3. Apa langkah pertama yang ingin saya lakukan untuk menerapkan budaya positif di sekolah/kelas?

a. Membuat kesepakatan kelas

Sebagai bentuk kepedulian dan penghargaan terhadap perkembangan intelektual, social, emosional dan spsiritual peserta didik dengan dilibatkan dalam pembuatan kesepakatan kelas.

b. Merefleksi dengan membuat pertanyaan penentu arah perubahan yang kita inginkan

c. mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok lain dalam menerapkan budaya positif dengan membuat peta kondisi budaya positif.

d. Berkoordinasi dengan seluruh elemen sekolah termasuk meminta izin kepala sekolah terkait penerapan budaya positif yang akan dijalankan.

e. Secara pribadi akan terus konsisten dan Memberikan teladan kepada peserta didik untuk membiasakan budaya positif.

f. Membiasakan diri untuk terus berlatih mengembangkan diri, dan berupaya menggerakkan orang lain, dengan niat yang tulus dan ikhlas demi mewujudkan budaya positif di sekolah

4. Siapa sajakah yang dapat saya libatkan dalam perancangan dan pembentukan budaya positif di sekolah?

a. Melibatkan seluruh staf sekolah

b. Termasuk di dalamnya guru, administrator, konselor, pelatih ekstrakurikuler, penjaga kantin, petugas kebersihan, dan lainnya, harus dilibatkan dalam proses diskusi dan memiliki perannya masing-masing dalam pembentukan budaya positif. Sebelum diterapkan pada murid, harus diterapkan oleh staf sekolah terlebih dahulu. Kemudian, perilaku ini harus direfleksikan/didiskusikan secara berkala efektivitasnya.

c. Melibatkan orang tua dan komunitas sekolah lainnya

d. Orang tua merupakan pendidik karakter yang pertama bagi murid dan yang paling penting. Tujuan dan aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terkait budaya positif harus dikomunikasikan kepada orang tua. Sekolah juga harus mengkomunikasikan bagaimana cara agar orang tua dapat mengembangkannya di lingkungan rumah. Jika memungkinkan, program ini juga dapat disosialisasikan dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti institusi agama, organisasi murid muda, dan/atau media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun