Denganmu itu rumit, tak pernah mau ditinggalkan tapi juga tak mau diajak pergi. Berulangkali ku utarakan tanya, kau jawab tunggu. Sudah banyak momen dramatis yang membuatmu kembali kerasio mu, tapi esoknya kamu bilang, aku memilih hati.Â
Kita  tidak sedang bermain drama, tapi sedang membuat konstelasi cahaya, aku sedang merangkai warna dalam harmoni pelangi yang berbeda, dan kamu adalah bidadari yang akan melintasi setiap rajutan warnanya.
Tapi setiap separuh jadi, kamu goyah. Seperti enggan selesai, namun juga tak mau berpisah. Dan aku selalu memayungimu saat hujan membasahi mu, hingga kering, dan hujan itu  membasahi kembali.Â
Dan sekali lagi, aku masih saja menunggui mu. Menjadi lelaki tanpa jeda untuk terus berharap, meski tak tentu.Â