Dan akhirnya kusebut hanya namamu, meski tak sedikitpun kudengar suaramu.
Tapi suaramu masih ku simpan.
Diruang memori yang sesak dan berhimpitan, ada sayup sayup suaramu yang terus menari dan bernyanyi.
Suaramu saat malu
Suaramu saat meninggi
Suaramu saat tegas
Dan suaramu ketika pernah marah padaku.
Berlalunya waktu, ada asa ingin mendengar saja
Tak harus banyak, beberapa kata akan mengharmonikan ingatakan ku yang sedang bergejolak.Â
Tak perlu di dekatkan pada definisi kaku yang tidak akan memperjelasnya.Â
Yang penting, suaramu tak pernah pergi, jadi penghuni disini. Di ruang memoriku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!